Sabtu, 31 Desember 2016

REFLEKSI TAHUN 2016 BAGI WARGA RW IV PERUMAHAN KUDUS PERMAI

Momen pergantian tahun merupakan momen spesial. Tak terkecuali bagi warga di RW IV Perumahan Kudus Permai. Momen pergantian tahun inipun dirayakan dengan sederhana bertempat di tiap-tiap lingkungan RT. Dan dihadiri oleh seluruh warga perumahan di RW IV.

Acara di isi dengan ramah tamah dan silaturahmi serta review berbagai kegiatan yang dilakukan selama tahun 2016. Bahwa review ini perlu dilakukan untuk melihat secara konkret apa saja yang telah dilakukan selama satu tahun ini. “Sehingga nantinya ini bisa menjadi bahan evaluasi bersama untuk kemajuan lingkungan RW IV Perumahan Kudus Permai di tahun berikutnya”.

Upaya tersebut tidak hanya dilakukan oleh RW semata, namun tak lepas dari keterlibatan semua pihak, mulai dari tingkat warga tiap RT dan seluruh elemen yang ada, termasuk Karang Taruna, PKK dan Pengurus Masjid. “Untuk itu, kami selaku Pengurus RW IV  berterimakasih atas segala dukungan, bantuan, support yang telah diberikan. yakinlah bahwa tidak ada kata berhenti manakala kita mengabdi untuk kepentingan rakyat dan kemajuan lingkungan kita.

Dan satu hal yang menggembirakan bagi Warga RW IV Perumahan Kudus Permai di akhir tahun 2016 adalah, penghargaan sebagai peringkat 3 untuk Kategori  Tata Lingkungan, Kebersihan dan Taman untuk Tingkat Kabupaten Kudus. Hal ini dimaksudkan selain untuk memberikan apresiasi, juga dalam rangka memberikan dorongan motivasi untuk terus melakukan perbaikan dalam lingkungan masyarakat dan sosial. “Disamping itu, kita patut bersyukur bahwa di tahun 2016 Perumahan Kudus Permai sedikit berhasil dalam setiap pembenahan kegiatan. Mulai aktifnya kembali karang taruna, transparansi setiap kegiatan RW dan semakin asri dan bersihnya lingkungan.

Dengan kondisi sekarang dan diterimanya penghargaan ini, selain amanat juga merupakan sebuah tantangan kedepan. Lingkungan RW IV Perumahan Kudus Permai harus mampu mempertahankan yang baik. Dan evaluasi diri terhadap kekurangan yang masih ada. Harus saling bersatu padu demi sebuah kemajuan kedepannya nanti. Sebagai bentuk rasa optimisme dalam menyambut tahun baru 2017. Dengan harapan, Perumahan Kudus Permai semakin baik dan semakin maju.

SELAMAT TAHUN BARU 2017

Catatan Akhir Tahun 2016 Menuju Tahun 2017, dari Ketua RW IV Perumahan Kudus Permai Bapak H. Hariyono

Minggu, 18 Desember 2016

URBAN FARMING ( Menghijaukan Perumahan Kudus Permai )

Memanfaatkan ruang terbuka di wilayah perumahan maupun perkotaan dengan menanam sayuran adalah salah satu upaya penerapan konsep urban farming atau pertanian perkotaan. Sekecil dan sesempit apapun lahan yang tersedia di sekitar rumah warga bisa dimanfaatkan untuk berkebun. Definisi urban farming (pertanian urban) secara umum adalah bertani atau berkebun dengan memanfaatkan lahan sempit atau intensifikasi lahan, guna memenuhi kebutuhan sayuran dan buah segar bagi masyarakat perumahan. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ternyata kegiatan berkebun juga dapat dimanfaatkan sebagai media relaksasi dan rekreasi. Banyak yang telah merasakan bahwa dengan berkebun dapat mengurangi tingkat stress dan meningkatnya kesehatan mental karena memiliki kesempatan berinteraksi dengan alam melalui kebun. Jenis tanaman yang paling banyak dibudidayakan di wilayah perkotaan adalah tanaman sayuran, baik sayuran daun maupun sayuran buah. Kenapa sayuran? Itulah yang mendasari Bapak Tony Djoko Iriyanto dan Bapak Budi Yuwono, disela pekerjaan menyempatkan diri untuk mensosialisasikan urban farming melalui hidroponik

Beberapa alasan kenapa jenis tanaman sayuran yang paling banyak gemari antara lain ; setiap hari semua orang membutuhkan sayur, tidak membutuhkan lahan yang luas, usia panen singkat, dan mudah ditanam bahkan oleh orang yang belum pernah menanam sekalipun. Tanaman jenis sayuran merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan, perawatannta tidak sulit dan tidak memerlukan keahlian khusus. Metode yang digunakan untuk menanam sayuran dilahan terbatas bermacam-macam, bisa secara konvensional (menggunakan media tanah) maupun hidroponik (tidak menggunakan media tanah). Bercocok tanam sayuran dilahan sempit bisa dilakukan dengan berbaga cara, bisa menggunakan polybag, botol bekas maupun pipa paralon.  

Cara Menanam Sayuran di Pipa Paralon dan Talang Air Pipa PVC atau pipa paralon dan talang air sejatinya adalah material yang dikhususkan untuk bahan bangunan, bukan untuk bertani. Namun seiring dengan semakin menggeliatnya kegiatan urban farming, masyarakat memanfaatkan pipa paralaon dan talang air untuk berkebun. Keduanya dipilih karena mudah didapatkan, tahan lama serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Berkebun sayur menggunakan pipa paralon juga akan menghasilkan kebun yang rapi, bersih dan indah. 

Berikut ini beberapa cara menanam sayuran dengan pipa paralon dan talang air ; 
1. Menanam Sayur Dengan Pipa Paralon dan Talang Air Secara Konvensional Media tanam yang digunakan untuk berkebun secara konvensional adalah tanah. Agar tanaman tumbuh subur media tanam dicampur dengan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang. 
Beberapa kreasi berkebun sayur di pipa paralon dan talang air secara konvensional antara lain sebagai berikut: 
a). Menanam sayur vertikultur talang air dan pipa paralon Vertikultur atau vertikal garden adalah berkebun secara vertikal dengan meletakkan tanaman atau menyusun tanaman bertingkat. Untuk menanam sayuran seperti sawi, bayam, kangkung atau lainnya sediakan pipa paralon yang memiliki diameter minimal 3 inch.  Jenis sayuran yanag akan dibudidayakan dengan media tanam yang gembur dan banyak mengandung unsur hara. Media tanam berupa campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandang atau kompos. Jika sudah selesai, media siap ditanami benih sayuran.  
b). Menanam sayur menggunakan talang air Talang air juga bisa digunakan untuk menanam sayuran, baik vertikal maupun horizontal. Untuk membuat vertikultur talang air diperlukan penopang yang berupa rak bertingkat atau ditempel pada tembok pagar dan dinding rumah. Sedangkan secara horizontal talang air cukup diletakkan pada tempat yang diinginkan. Talang air bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis sayuran, seperti bayam, kangkung, sawi, kemangi dan lainnya. Secara konvensional media tanam yang digunakan juga sama dengan vertikultur pipa paralon, yaitu campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandang.

2. Menanam Sayur Menggunakan Pipa Paralon dan Talang Air Secara Hidroponik Berbeda dengan bercocok tanam secara konvensional, menanam dengan teknik hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Media tanam untuk hidroponik antara lain adalah arang sekam/sekam bakar, cocopeat/sebuk sabut kelapa, akar pakis, rockwoll, hidroton dan lainnya. Wadah untuk menanam hidroponik bermacam-macam sesuai dengan teknik yang digunakan dan ketersediaan bahan. 

Kreasi bertanam hidroponik menggunakan pipa paralon dan talang air. Sayuran hidroponik di talang air dan pipa paralon, antara lain:

a). Menanam sayur hidroponik sistem NFT menggunakan talang air dan pipa paralon Sistem NFT atau nutrient film technique merupakan salah satu sistem hidroponik yang memanfaatkan pipa paralon dan talang air. Pipa paralon dan talang air disini berguna sebagai tempat meletakkan media tanam dan asupan nutrisi. Pada sistem ini larutan nutrisi hidroponik dialirkan tipis didasar pipa dan talang secara terus menerus. Untuk mengalirkan larutan nutrisi diperlukan pompa dan listrik yang cukup stabil. Jika ditempat anda sering mati listrik dengan durasi waktu yang lama jangan coba-coba menggunakan sistem ini. Pipa paralon atau talang air disusun secara horizontal diatas rak.  

b). Sayuran hidroponik wick sistem di talang air dan pipa paralon. Menanam sayur hidroponik sistem wick menggunakan talang air dan pipa paralon Wick system atau hidroponik sumbu merupakan sistem hidroponik yang paling sederhana. Pada sistem ini tidak membutuhkan aliran listrik dan pompa sebab larutan nutrisi statis tidak mengalir. Nutrisi dialirkan ke media tanam melalui sumbu yang dipasang didasar netpot. Pipa paralon dan talang air berfungsi sebagai tandon nutrisi, nutrisi harus dicek setiap hari dan tambahkan lagi jika berkurang.  

c). Menanam sayur vertikultur hidroponik menggunakan talang air dan pipa paralon Menanam dengan metode hidroponik juga bisa didesain vertikal, teknik ini cukup efektif untuk mengoptimalisasikan lahan yang sempit. Sistem yang digunakan umumnya adalah sistem NFT. Pipa paralon atau talang air disusun secara vertikal. Mari kita hijaukan lingkungan kita dan manfaatkan lahan yang ada

Sumber : Bapak Tony Djoko Irianto dan Bapak Budi Yuwono


Jumat, 16 Desember 2016

LOMBA TATA LINGKUNGAN RT RW HARUS MAMPU MEMBERIKAN KONTRIBUSI POSITIF BAGI WARGA

Lomba RT RW semata-mata bukan untuk mengejar juara, melainkan evaluasi demi mewujudkan wilayah yang hijau, asri, sehat dan muaranya kemandirian desa sesuai dengan indikator pembangunan. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan, antara lain :
1. Aspek pendidikan,
2. Kesehatan,
3. Ekonomi masyarakat,
4. Keamanan dan ketertiban,
5. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pemerintahan,
6. Kelembagaan kemasyarakatan.

Lomba Tata Lingkungan RT RW Tingkat Kabupaten Kudus, sudah diseleksi dari beberapa waktu lalu. Dan puncaknya bulan ini ibaratnya final, karena akan terkumpul 9 RT RW yang akan mewakili masing-masing kecamatan ke tingkat kabupaten. Juga merupakan salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pemangku wilayah RT dan RW. Sinergi antara RT, RW bersama perangkat desa dengan masyarakat harus selalu dijaga dan ditingkatkan, agar semua program pembangunan yang telah disepakati dan direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Melalui forum pertemuan tingkat RT, RW dan rembug desa, masyarakat dibiasakan untuk sambung rasa, saling bertukar informasi dan menyerap aspirasi warga agar anggota masyarakatnya secara bijak menyikapi setiap perubahan.

Kalau kebiasaan ini bisa rutin dilaksanakan, jalannya roda organisasi di tingkat RT RW serta pemerintahan di Desa akan dapat berjalan lancar. Dan setiap pembangunan akan berjalan dengan baik karena saling bekerjasama, demikian rangkuman pidato Kepala Dinas Cipkataru Ibu Hj.Sumiyatun,S.H pada kunjungannya di RT 6 RW IV Perumahan Kudus Permai sebagai salah satu peserta lomba Tata Lingkungan dan Kebersihan tingkat Kabupaten Kudus 2016.

Di wilayah RT 6 RW IV Perumahan Kudus Permai Desa Garung Lor, berkesempatan menunjukkan semua potensi yang ada.Tentu hasilnya bagi kepentingan seluruh masyarakat desa. Potensi yang dimiliki RW IV tsb antara lain, ORI_handmade(produk dari kain perca)di RT 7, Rintisan Bank Sampah di RT 7, Tanaman Hidroponik dan Toga di RT 3 dan RT 6, Souvenir Digital di RT 3 dan Budidaya Bonsai dan Tanaman Hias di RT 1. Penilaian yang berlangsung Kamis 15 Desember, dihadiri Kepala Dinas Cipkataru Kabupaten Kudus Ibu Sumiyatun dan Ketua Tim Penilai Bapak H. Suparmin, Kabag Kebersihan dan Pertamanan Cipkataru Kabupaten Kudus.

Ibu Hj. Sumiyatun, S.H yang hadir didampingi, tim penilai, sebagian kepala SKPD dan pejabat, menyaksikan secara langsung kondisi RT 6 dan RW IV Perumahan Kudus Permai secara keseluruhan. Dan kehadiran beliau disambut dengan antusias oleh Camat Kaliwungu Bapak Budi Utomo, S.H, Sekcam Kaliwungu Bapak Muhamad Fitrianto, Kepala Desa Garung Lor Ibu Siti Rofiah, Ketua RW IV Bapak H. Hariyono dan Ketua RY 6 Bapak Bambang Sulistyo. Dan juga seluruh pengurus RT dan RW beserta warga Perumahan Kudus Permai. Ada hal yang menarik perhatian Ibu Hj.Sumiyatun, S.H, dalam penilaian disajikan pula hasil produk yang ditampilkan yaitu ORI_handmade, Bonsai dan Souvenir.  ”Ini yang harus terus dikembangkan ,” kata Ibu  Hj.Sumiyatun,S.H  yang terkesima dengan olah tangan terampil dan kreatif warga RW IV Perumahan Kudus Permai.

Lebih lanjut beliau meminta kepada kepala desa agar potensi semacam ini yang harus mendapatkan perhatian. Sehingga bisa dikenal lebih luas yang manfaatnya (tentunya) kembali kepada masyarakat.

“Lomba RT RW ini harus bisa memberikan manfaat nyata untuk masyarakat. RW IV Perumahan Kudus Permai yang rata-rata warganya sibuk karena pekerjaan, tapi rasa gotong royong dan guyup menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.

Ibu Hj.Sumiyatun,S.H menambahkan, bahwa acara ini jangan hanya jadi ajang seremonial belaka. Termasuk para tim penilai diminta untuk objektif. Sehingga akan diperoleh data yang valid. Nantinya kekurangan yang ada akan dijadikan bahan evaluasi dan yang sudah tertata baik akan menjadi lebih baik lagi.

Termasuk sanitasi dan fasilitas kesehatan serta layanan pendidikan terus mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Kudus . Dirinya meminta seluruh masyarakat menjaga lingkungan dengan baik  demi kesehatan.

”Dalam bidang pendidikan juga kembali mengingatkan. Jangan sampai ada anak putus sekolah hanya karena tidak mampu secara ekonomi,”.

Dan kesan dari Ketua Tim Penilai Bapak H. Suparmin sekaligus Kabag Kebersihan dan Pertamanan Cipkataru Kabupaten Kudus mengatakan bahwa RW IV secara umum punya potensi, dan warganya mantap. Semua potensi yang ada merupakan nilai tambah agar nanti menjadi titil point. Hal ini beliau sampaikan setelah berkeliling dan terjun langsung ke lingkungan. Melihat potensi yang ada di Kudus Permai. Beliau bersama Ibu Hj. Sumiyatun, S.H siap support demi kebaikan dan kemajuan bersama.

Demikian sekilas pidato Ibu Hj.Sumiyatun, S.H dan kesan dari Tim Penilai Lomba Tata Lingkungan dan Kebersihan

Sumber : Pidato Kepala Dinas Cipkataru Kudus Ibu Sumiyatun,S.H( dengan editing secukupnya tanpa mengurangi nilai dan isi pidato )
Pembukaan Penilaian Lomba, Tanggal 15 Desember 2016 di Perumahan Kudus Permai

Minggu, 11 Desember 2016

KEYAKINAN DAN KEIKHLASAN

Setiap usaha dan upaya yang dilakukan seseorang itu selalu tidak mudah. Begitu juga dengan keinginan untuk maju di lingkungan perumahan kita. Hampir selama 1 tahun, kita selalu berusaha untuk berbenah. Dengan segala upaya dan potensi yg kita punyai. Pembenahan dan perbaikan terus dilakukan oleh pengurus dan juga warga.
Awalnya pesimis itu pasti, karena setiap perubahan itu ada pro dan kontra. Ada hal-hal yang warga kirang berkenan. Namun perlahan tapi pasti serta komitmen untuk maju, sedikit terwujud. Pengembangan perbaikan terus meningkat, seiring dengan dikucurkannya ADD dari pemerintah. Keterbukaan dan musyawarah dalam program yg diajukan melalui RAB RW. Yang dirapatkan bersama Ketua RT dan tokoh masyarakat setiap 3 bulan sekali dan rapat insidentil jika ada kepentingan yg mendadak.
Meningkatkan komunikasi yg baik antara RT RW BPD Desa dan Pemerintah Desa. Sinergi positif tsb mampu meningkatkan keberadaan perumahan dan  lingkungan. Dan dapat menjalin kerjasama yg baik dengan lingkungan terdekat seperti RW III Tersono maupun RW II Garung Kapling. Dari sinergi tsb mampu menumbuhkan rasa memiliki lingkungan.
Sisi lain juga keterbukaan program dan rasa nyaman. Muara dari semua itu adalah untuk kemajuan.

Satu sisi yg menjadi tanggung jawab kita bersama selain pengurus adalah,lingkungan kita mulai tumbuh. Dan kepercayaan itu diwujudkan dengan ditunjuknya sebagai peserta Lomba Tata Lingkungan Tingkat Kabupaten. Dan ini merupakan pekerjaan rumah bersama seluruh warga. Dengan menata diri hampir satu tahun, ini adalah kebangkitan perumahan kita.
Semoga moment ini menjadikan hal yg selalu positif. Dan menjadi cambuk utk lebih baik lagi.

Renungan sedikit kemajuan

Rabu, 07 Desember 2016

KEBERSAMAAN DALAM KEBERAGAMAN(Mewujudkan Toleransi dan Persatuan Dalam Bermasyarakat)

Dalam kehidupan bermasyarakat setiap kelompok dalam masyarakat, pada dasarnnya pasti memiliki suatu perbedaan baik dalam agama, ekonomi,status sosial, maupun budaya. Pada jaman modern ini tentunnya setiap individu dalam masyarakat perlunnya mengajarkan tentang pentingnnya moral dalam kehidupan agar suatu individu dapat bertingkah laku yang di dasarkan pada kesadaran bahwa setiap invidu terikat untuk mematuhi guna mencapai kebaikan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Sedangkan agama itu merupakan sebuah sistem nilai yang dapat mempengaruhi prilaku seseorang, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi maupun politik . Agama itu dimaksudkan untuk menguji kita semua seberapa banyak kita memberikan kontribusi kebaikan kepada umat manusia. Dan seberapa besar manfaat yang kita sumbangkan untuk kehidupan ini. Beragama bukanlah dimaksudkan sebagai penghapusan kepribadian Islami, melainkan menjunjung tinggi sikap toleransi dan saling menghormati dan menghargai antara umat beragama yang satu dengan yang lainnya.

Lingkungan masyarakat sekitar kita banyaknya perbedaan agama antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lain , yakni agama islam dan nasrani dsb.  Namun mayoritas memeluk agama islam dan kitabnnya adalah Al-qur”an sebagai pedoman dalam bertingkah laku atau bertindak dalam kehidupan, dan bagi umat nasrani kitabnnya adalah injil yang kegunaannya sebagai pedoman bertingkahlaku dalam kehidupannya. Dalam ajaran agama islam memberikan toleransi dan tidak membatasi kepada pemeluk agama lain untuk beribadah, pemeluk agama islam dan nasrani di lingkungan masyarakat kita saling menghormati dan menghargai satu sama lainnnya. Tak hanya dalam  lingkungan masyarakat sekitar kita, dan sebagai contoh dalam keluarga saya pun ada yang beragama nasrani, tapi sebagai individu saya tidak memaksakan kehendak  dan selalu menghormati agama yang di yakini, tapi sebagai saudara  menghargai semua keputusannnya agar silaturahmi keluarga dapat berjalan dengan baik tanpa adannya suatu masalah. Sebagai pemeluk agama yang mempunyai dan menyikapi perbedaan agama dalam lingkungan masyarakat, kita harus bisa penyesuain diri agar saling bersosialisasi dengan baik antara pemeluk agama yang satu dengan yang lainnya dan membangun suatu masyarakat yang damai, tentram, dan sejahtera. Dalam lingkungan masyarakat kita, dalam mengurus kepentingan lingkungan agar tercipta suasana yang damai, dalam hal ini tidak adannya memandang agama satu sama lainnya, misalkan saja pengurus kerja di RT RW sebagai pengurus di masyarakat beliau tentunnya lebih bijaksana dalam mengurus kepentingan masyarakat, misalkan dalam gotong royong beliau tidak membeda-bedakan agama islam dan agama non islam, sedangkan dalam kegiatan lingkungan seperti gotong royong di lingkungan masyarakat, sering di adakan 1 bulan sekali tepatnnya saat hari minggu, sedangkan umat nasrani hari minggu sering pergi beribadah ke gereja, sebagai umat islam, kita beserta umat islam lainnya memberikan toleransi untuk beribadah kepada umat nasrani, tapi pekerjaan gotong royong tetap berjalan.

Dalam lingkungan masyarakat, maupun keluarga, saling berinteraksi antara umat non muslim. Ketika saat idul fitri masyarakat sekitar selalu bersilaturahmi ke tetangga, begitu sebaliknnya saat dia merayakan natal, ada juga yg berkunjung atau sekedar mengucapkan selamat ke  natal kepada umat nasrani, dan jika ada yg tidak mengucapkan selamat mereka tahu alasannya kenapa  tidak mengucapkan selamat. Dapat di simpulkan bahwa dalam perbedaan agama tidak lah harus saling merugikan satu sama lain, tapi satu sama lain memberikan toleransi, dan satu sama lain saling menghormati dan menghargai setiap kewajiban agama yang di yakini.

Pada dasarnnya semua ajaran agama mengatakan Tuhan itu satu, jagad raya alam semesta beserta isinnya merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, air, udara, matahari dan beserta isinnya yang ada di bumi ini kita nikmati bersama-sama tanpa membeda-bedakan agama. Adanya hubungan yang diciptakan oleh semangat pluralisme atas dasar toleransi merupakan anugerah dan kesempurnaan, karena semua agama mengajak kepada nilai-nilai cinta, kebaikan, dan keadila. Adapun sebutannya , “Untuk ku agama ku dan untukmu agamamu.”.

Sumber : Resensi Renungan Harian Islam Majalah Embun Pagi. Dan sedikit dengan perubahan

Edisi, 2 Desember 2016

LEBUR TANPA LARUT(Keindahan Dalam Perbedaan dan Keragaman)

Bayangkan begini, sekelompok orang berbeda keyakinan, berlainan latar belakang, budaya dan sukunya, bertemu lalu tinggal bersama-sama di tempat yang sama.

Apa kira-kira yang terjadi ?

Ada dua kemungkinan :

Pertama, akan tercipta suatu hubungan yang harmonis, saling membangun dan melengkapi, saling menerima dan menghargai perbedaan.

Atau…..

Kedua, sebaliknya justru akan terjadi ketegangan, tidak bisa menerima perbedaan, lantas saling menuntut untuk menjadi sama, masing-masing menganggap yang lain sama sekali jelek dan tidak ada kebaikannya.

Keberagaman, di manapun kita pasti menemuinya. Di kampung, di pekerjaan bahkan dalam keluarga sekalipun. Kondisi ini sebenarnya bisa menjadi kekayaan yang mempesona, ibarat lukisan berbagai warna, masing-masing warna memiliki keindahan sendiri, ibarat taman yang ditanami berbagai macam bunga, setiap bunga memiliki tempat dan kekhasannya sendiri.

Kemajemukan juga bisa potensial menjadi masalah bahkan malapetaka kalau perbedaan tidak diberi tempat dan keseragaman dijadikan tujuan. Segala cara ditempuh untuk menjadi sama, kalau tidak sama adalah musuh, perlu dihabisi dan disingkirkan, berbeda  ide adalah lawan. Maka terjadilah hukum rimba, yang kuat memperbudak yang lemah, homo homini lupus, manusia menjadi serigala atas sesamanya..

Sahabat,..

Sadarilah hidup yang dikotak-kotak, kehidupan yang penuh sekat adalah kehidupan yang sempit bahkan menakutkan. Keberanian untuk menyikapi pluralitas kehidupan, menghancurkan tembok-tembok adalah panggilan hidup, tanpa harus menjual keperbedaan itu sendiri...

Menara Gading itu indah hanya untuk ditonton, bukan untuk dirasakan, inilah seharusnya prinsip hidup ditengah masyarakat yang majemuk..
Lebur tanpa larut, kita ada dalam lingkungan tanpa meninggalkan kekhasan dan jati diri kita..

Selamat bekerja...

(Berbeda tapi tetap Satu, Satu dalam Kebangsaan INDONESIA)


Sumber Resensi Tulisan dari Bapak Daniel Isanto (Warga RT 01 RW IV Perumahan Kudus Permai)


 

Minggu, 04 Desember 2016

MINGGU SEHAT DAN BERSIH RT 6 RW IV PERUMAHAN KUDUS PERMAI( Menuju Perwujudan Lingkungan Asri dam Sehat)

Minggu sehat dan bersih, merupakan program rutin RT 6 RW IV Perumahan Kudus Permai. Program ini merupakan kolaborasi senam sehat dan kerja bhakti. Semua warga RT 6 RW IV terlibat dalam melakukan kerja bhakti dan senam bersama di fasilitas RT. Sebuah program kerja yang dihatapkan rutin dilakukan setiap hari Minggu dengan tujuan sehat dan bersih.

Membersihkan lingkungan sekitar k, mulai dari penataan taman, membersihkan lapangan fasilitas umum RT, memotong tanaman yg sudah rindang, menanam bunga dalam pot dan pemeliharaan taman. Aksi yang sering disebut dengan gerakan Minggu sehat dan bersih, diharapkan dengan budaya ini akan berkembang menjadi lebih memajukan lingkungan. Lingkungan  yang sehat akan mendukung semangat untuk peduli dan memiliki lingkungan yang berkualitas.

Minggu sehat dan bersih merupakan kegiatan yang sedang dihidupkan kembali oleh RT 6 RW IV Perumahan Kudus Permai bersama warga masyarakat.  Adanya Minggu bersih ini diharapkan akan menumbuhkan kebersamaan dalam menjaga kebersihan lingkungan. Suasana perumahan yang bersih akan terasa nyaman untuk dihuni dan bersosialisasi di masyarakat. Disamping juga akan terpelihara dengan baik lingkungan yang asri. Hal tsb juga sedang dicanangkan pula bersih dalam lingkungan merupakan kepanjangan program dr RW, Desa dan Pemerintah Kabupaten Kudus.

Mari bersama-sama mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, secara bersama-sama

Sumber : Program Kegiatan RT 6 RW IV Perumahan Kudus Permai

Dokumentasi : Blog Kudus Permai, 04 Desember 2016

Kamis, 01 Desember 2016

WORLD AIDS DAY(Hindari Penyakitnya Bukan Orangnya)

1 Desember dikenal dengan Hari AIDS se-Dunia. Seberapa jauh kita mengetahui tentang AIDS dan ODHA. Kita punya kewajiban untuk mencegah agar tidak menyebar. Dan memberikan motivasi yang sudah mengidap. Hindari penyakitnya dan jangan jauhi pengidapnya.

ODHA dan dirinya bagaimana kita menyikapiya

ODHA adalah sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS. Adapun gejala-gejala seseorang kemungkinan terjangkit HIV diantaranya adalah sebagai berikut :

Rasa Lelah BerkepanjanganSesak nafas dan batuk yang berkepanjanganBerat badan turun secara menyolokPembesaran kelenjar (di leher, ketiak, lipatan paha) tanpa sebab yang jelasBercak merah kebiruan pada kulit (kanker kulit)Sering demam (lebih dari 38 derajat Celcius) disertai keringat malam tanpa sebab yang jelasDiare lebih dari satu bulan tanpa sebab yang jelas

Pada awal-awal kasus terjangkitnya HIV, kebanyakan orang tersebut cenderung menunjukkan reaksi-reaksi keras seperti menolak hasil tes, menangis, menyesali dan memarahi diri sendiri, bahkan mengucilkan diri sendiri. Saat-saat seperti itu merupakan gejala psikologis yang justru dapat membuat orang tersebut semaikin terpuruk. Pembinaan terhadap ODHA diperlukan agar selanjutnya ODHA kembali melanjutkan hidup.

ODHA bukan berarti akhir. ODHA masih dapat bertahan hidup selama 5-10 tahun. Sekarang tinggal bagaimana ODHA itu sendiri mengisi hidupnya yang lebih berguna bagi diri sendiri. Menjalani hidup yang produktif dengan :

Mengikuti diet tinggi akan protein dan kilojoule yang sehat

Mengatur tingkat stress dan emosinya, misalnya dengan perilaku emosi dan spriritual yang sehat berimbang

Seks yang aman, misalnya dengan menggunakan kondom agar tidak melakukan penularanMenjauhkan diri dari narkoba (drugs) , minuman keras, rokokMenjaga kesehatan makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian, dan badanKonsultasi ke dokter secara teraturMemilih pergaulan yang bagus

ODHA, keluarga, dan masyarakat sekitar

Keluarga merupakan pihak pertama yang berhak dan berkewajiban atas kondisi ODHA. Jika dalam keluarga saja ODHA sudah dikucilkan bagaimana dengan dunia di luar keluarga. Sudah seharusnya keluarga yang menjadi pendamping, pendukung, dan pelindung bagi ODHA. Untuk menjadi pendamping ODHA, seseorang harus mengutarakan kejujuran terlebih dahulu, paham seluk beluk HIV/AIDS, mengenali watak dari ODHA sehingga sebagai pendamping, orang tersebut bisa memahami ODHA.

Respon masyarakat terhadap virus HIV merupakan pengaruh bagi ODHA. Mungkin beberapa lapisan masyarakat belum bisa menerima ODHA dilingkungan mereka karena mereka menganggap ODHA itu membahayakan. Sebenarnya dukungan dan respon yang positif dari orang-orang disekitar ODHA adalah orang-orang yang sebenarnya bisa memberikan semangat untuk berpikir positif untuk hidupnya dan juga bisa memberikan hal-hal yang berguna bagi masyarakat disekitar ODHA tersebut.

Beberapa tindakan keluarga dan masyarakat yang diharapkan dalam membantu dan mendukung ODHA misalnya

Family concept, artinya lingkungan rumah atau suasana rumah diciptakan agar pengidap HIV seperti merasa benar-benar berada di rumah, misalnya mendapat kasih sayang, dan rasa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.Role Model, adalah menggunakan orang yang pernah mengalami kejadian yang serupa dengan pengidap HIV untuk menceritakan apa yang harus dikerjakan di masa datang.Positive Peer Pressure, adalah saling bertukar pikiran dalam satu kelompok agar saling menilai dan memotivasi diri, contohnya tidak kembali kepada ketergantungan terhadap narkotika.Theurapeutic Session, yaitu konsultasi, penyuluhan dan terapi .Moral and Religius Session, yaitu mensyukuri anugerah Tuhan yang masih menyayangi dengan memberikan ujian yang berat, agar lebih bisa mendekatkan diri dengan-Nya.

Dengan memberikan perhatian terhadap ODHA, jangan pernah mengucilkan ODHA dan ikut menyertakan mereka dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, dengan begitu akan menambah semangat mereka untuk hidup dengan lebih baik. Contoh-contoh kegiatan yang dapat dilakukan yaitu penyuluhan-penyuluhan kesehatan (dalam kesempatan tersebut, ODHA diharapkan dapat menceritakan kisah mereka di masa lalu dan mengingatkan bahaya AIDS supaya masyarakat tidak mengikuti jejak yang telah mereka tempuh).

Keluarga dan masyarakat harus menjadi pihak yang mengasihi, bukan sebagai pihak yang membenci karena dalam membina persahabatan antara ODHA dan non-ODHA dibutuhkan saling keterbukaan saling menerima apa ada.

1 Desember sebagai Hari AIDS se-Dunia
Hindari orangnya bukan penyakitnya

Sabtu, 26 November 2016

MEMAKNAI KEBHINEKAAN DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT(Kudus Permai, Miniatur Kehidupan Multietnis Yang Damai)

Perumahan Kudus Permai, secara administratif termasuk dalam wilayah RW IV Desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Melihat fenomena dalam beberapa pekan terakhir dalam berita televisi. Kita dihadapkan pada kenyataan bahwa, sudah mulai lunturnya rasa kebersamaan dalam bermasyarakat. Dalam lingkup yang lebih kecil, sebagai contoh Perumahan Kudus Permai. Kurang lebih dengan jumlah penduduk 1.100 warga. Yang sebagian besar adalah pendatang. Dari sekian jumlah tsb sebagian besar adalah suku jawa(65%), cina 15%, sunda 10% dan sisanya 10% suku lainnya(papua,maluku,madura). Dan berdasarkan agama kisaran 70% islam, 15% kristen, 10% katholik dan 5% agama lainnya(budha dan aliran kepercayaan).
Dengan melihat kondisi tsb, dalam lingkungan perumahan tidak ada friksi yg menonjol. Kita sebagai warga merasa dari perantauan merasa saling membutuhkan. Sehingga perbedaan dalam lingkungan perumahan Kudus Permai adalah berkah. Dari  Berbicara soal kebhinekaan, seperti yang kita tahu, bahwa kebhinekaan merupakan keberagaman, perbedaan, kemajemukan, dalam suatu hal yang kita maknai.

Kebhinekaan pastinya tidak akan terlepas dari cerminan bangsa Indonesia, baik perbedaan budayanya, keberagaman sukunya, begitu-pun agama yang dianut masyarakatnya. Begitu juga dengan kehidupan masarakat di Perumahan Kudus Permai. Perbedaan yang ada tidak jadi kendala.

Perbedaan yang akhirnya menghasilkan suatu nilai bagi kebhinekaan itu sendiri, suatu kebhinekaan juga dapat menjadikan kita memahami satu-sama lain yang pada akhirnya tercipta suatu keselarasan dalam berkehidupan, bersosial, dan berinteraksi, tergantung dari segi mana kita memaknai kebhinekaan itu sendiri. 

Tidak terlepas dari kondisi keberagaman, roda penggerak yang selalu bergerak dinamis, kadang bisa dimaknai dengan baik, kadang justru dimaknai sebaliknya. Maka dari itu bagaimana peran tersebut dimainkan, sejauh mana bisa mengambil suatu keputusan, sikap, atau langkah yang pada akhirnya bisa kembali menyeimbangkan kebhinekaan tersebut untuk kembali selaras dan tercipta suatu sinergi yang positif.

Berbicara soal kebhinekaan pastinya juga tidak terlepas kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat dalam bertetangga, lingkungan kerja, lingkungan sekolah, dan lain sebagainya. Pastinya dari perbedaan lingkungan tersebut, tercipta pula perbedaan dalam menyikapi perbedaan tersebut, ada yang menyikapi dengan baik kebhinekaan tersebut, ada yang justru malah sebaliknya. Dari pola pemikiran yang ada dalam lingkungan yang telah kita dapatkan, misalnya, lingkungan bertetangga dengan lingkungan sekolah mempunyai perbedaan dalam menyikapi kebhinekaan, bisa dikatakan lingkungan sekolah memiliki pengingat dan ranah lingkungan yang baik dalam memaknai kebhinekaan tersebut, dibanding halnya dengan lingkungan masyarakat luas yang pada umumnya sudah tidak lagi memiliki wadah bagi sebuah makna kebhinekaan tersebut.

Begitu-pun juga di dalam lingkungan kemasyarakatan, terutama di Perumahan Kudus Permai yang termasuk ke dalam lingkungan penduduk perumahan. Tentu berbicara soal adanya kebhinekaan disini, pada akhirnya akan tercipta suatu keselarasan satu-sama lain yang lebih dominan kearah yang menguntungkan dan saling membutuhkan satu-sama lain demi adanya suatu kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan kemasyarakatan tersebut.  Karena memiliki kesadaran akan adanya perbedaan dan kekurangan, pola pemikiran yang terbangun di dalam lingkungan perumahan tersebut tercipta suatu toleransi yang tinggi karena diimbanginya juga pola pikir yang jauh lebih baik, apakah memang demikian ? tergantung juga seberapa baik dan matangnya pemikiran orang tersebut soal toleransi kebhinekaan. Lalu bagaimana seharusnya kita memaknai dengan baik kebhinekaan tersebut, terutama umumnya di dalam lingkungan Perumahan Kudus Permai.

Seperti yang kita ketahui juga bahwa di Perumahan Kudus Permai terdiri dari beberapa macam suku seperti : Jawa, Cina, Sunda, Madura dan suku lainnya yang juga terbagi lagi kedalam beberapa agama dan keyakinan. Tentu dari situ, sebenarnya Perumahan Kudus Permai sudah bisa menggambarkan sebuah lingkungan perumahan yang memiliki keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, ditambah dengan perbedaan budayanya, suku, dan agama yang setiap individu di linglungan tersebut yang dimiliki dan dianut. Dari ketiga faktor yang disebut, terkadang perbedaan agama menjadi suatu hal yang agak sedikit sensitif jika kita bahas, dibandingkan dengan perbedaan suku dan budaya. Faktor agama bisa sangat berdampak pada suatu perpecahan jika kita tidak menjaga dan mengambil sikap dengan baik. bisa dikatakan bahwa faktor agama ini sangat vital bagi suatu kebhinekaan di dalam lingkungan bermasyarakat, terutama lingkungan masyarakat perumahan.

Tapi justru karena adanya kebhinekaan itulah juga yang menjadikannya indah dan terasa hidup, seperti halnya yang tercermin dalam kehidupan, karena adanya perbedaan, ada yang miskin-kaya, tua-muda, yang pada akhirnya menciptakan suatu kehidupan yang benar-benar hidup karena kebhinekaan itu sendiri.

Kebhinekaan juga seharusnya dibarengi dengan suatu nilai toleransi yang tinggi karena itu sangat penting untuk terciptanya keselarasan, tidak lupa juga dibarengi dengan etika dan moral yang baik dalam berkehidupan bermasyarakat, yang pada akhirnya akan tercipta suatu cerminan lingkungan yang baik. Jika nilai-nilai tersebut bisa kita jaga, khususnya oleh peran-peran dari warga, dan kemudian nilai-nilai tersebut terbiasa dan mendarah daging dalam diri individu tersebut hingga akhirnya individu tersebut diterapkan secara langsung di masyarakat, nilai-nilai tersebut kemudian ia bawa dan tularkan di dalam masyarakat yang lebih luas lagi. Suatu hal yang kecil pada akhirnya akan berdampak besar untuk memperbaiki nilai-nilai yang kurang baik didalam masyarakat dewasa ini, terutama kaitannya yang berhubungan dengan kebhinekaan.

Jika masyarakat di lingkungan perumahan ini bisa kemudian menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi kebhinekaan, tentunya akan tercipta suatu hubungan masyarakat yang lebih teratur dan selaras, menciptakan hubungan yang baik, dan menguntungkan satu-sama lain untuk tujuan kepentingan bersama. Untuk mencapai itu semua, tentunya disini-lah bagian dari peran mahasiswa sebagai agen perubahan untuk masyarakat di masa yang akan datang.

Juga dibarengi dengan lingkungan yang baik dan mendukung, akan semakin mengarahkan dengan baik tentunya hal-hal yang diharapkan tersebut, pada akhirnya hal tersebut terwujud dan bukan lagi hanya sebuah angan-angan, tapi benar-benar dapat kita rasakan.
Dilihat dari hal tsb, perumahan kita bisa dijadikan miniatur kebhinekaan di Kota Kudus. Beragamnya budaya yang ada, tetap bersatu, damai dan saling berkesinambungan. Sesuai dengan slogan perumahan yaitu BISA BAIK. Benar-benar baik untuk lingkungan, masyarakat secara luas.

Terinspirasi dari  Gelar Kebhinekaan Untuk NKRI

Kudus Permai  Berbeda Suku Tetap Maju dan Bersatu

Kamis, 10 November 2016

MAKNA HARI PAHLAWAN BAGI LINGKUNGAN DAN KARAKTER BANGSA

"Pendidikan Karakter Bangsa Menghargai jasa Para Pahlawan salah satunya dgn Mengibarkan Bendera Merah Putih pada Hari Pahlawan, termasuk di lingkungan " Drs. Arief Yuwono (Ketua RT 01 RW IV Perumahan Kudus Permai)

" Pahlawan sejati hadir dari kita dan diantara kaum rakyat biasa yang sehari-hari selalu berbuat dengan rasa ikhlas, yang berjuang demi kebaikan di lingkungan sendiri, serta kesetiaan demi kehidupan" Y.B. Mangunwijaya
☹☹☹☹
Salam saudaraku blog Perumahan Kudus Permai. Kali ini tema hari pahlawan menjadi bahasan yang mengingatkan kita akan karakter bangsa dalam lingkungan kita. Hari pahlawan diperingati Bangsa Indonesia setiap tahun, dengan upacara kenegaraan. Apa makna kepahlawanan bagi keseharianmu dalam menjalani aktivitas?

Seberapa penting kepahlawanan bagi kehidupan keseharian kita. Mengapa kepahlawanan perlu mendapat tempat terutama di era globalisasi dewasa ini.

Kepahlawanan sejatinya adalah sikap positif yang perlu dipelihara dalam keseharian kita. Saya pernah mengangkat pernyataan bahwa kita sebenarnya bisa tertidur nyenyak oleh karena ada jasa-jasa orang lain. Orang yang berjasa tersebut itu bahkan bisa jadi tidak tidur demi mengurusi kita. Apakah kamu pernah menemukan orang seperti itu?

Sebenarnya sering. Tapi bisa saja oleh karena kesibukan atau fokus kepada hal lainnya kita lupa terhadap mereka. Bayangkan saja bila petugas pengambil sampah tidak bekerja 3 hari saja, maka tumpukan sampah rumah tangga dari rumah kita akan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Satu minggu saja penyapu jalan mogok bekerja, pemandangan jalan raya yang bersih dan asri mungkin tidak kita peroleh.

Sikap kepahlawanan perlu untuk terus dipupuk dan dipelihara. Jenderal Soedirman mengatakan bahwa kejahatan menang bila orang-orang baik tidak melakukan apa-apa.
Dengan maksud yang sama, Anies Baswedan pernah mengatakan bahwa orang-orang baik tumbang bukan hanya karena banyaknya orang jahat, tetapi banyaknya orang-orang baik yang diam dan mendiamkan. Jadi bisa disimpulkan bahwa sikap kepahlawanan perlu dipelihara agar bumi yang kita diami ini--masyarakat tempat kita tinggal--tetap aman, damai dan menyejahterakan penghuninya.

Selanjutnya, mengapa hari pahlawan diperingati? Apakah bagi kita hari pahlawan perlu diperingati secara khusus sebagaimana yang kita lakukan selama ini? Lalu apa makna kepahlawanan bagi keseharian kita dalam menjalankan aktivitas?

Saya rasa jawaban dari pertanyaan tersebut dapat kembali pada diri kita masing-masing. Sejauh mana hari pahlawan nasional dapat menyadarkan kita sebagai anak bangsa untuk menghargai perjuangan para pahlawan. Bagaimana kita mengapresiasi perjuangan tersebut tentu saja tidak lain dengan mengerahkan segala daya upaya untuk mengisi kemerdekaan tersebut.

Saya mendapatkan quote berharga ini tadi pagi dari Bapak Drs. Arief Yuwono Ketua RT 01 RW IV Perumahan Kudus Permai saat berjalan sejauh 20 km tidak ada yang pasang bendera Merah Putih kecuali instansi, sekolah dan perumahan saya. Hanya sekedar memasang bendera saja tidak mau. Ironis memang pada masa sekarang ini. Hari ini, di masa di mana kita telah dapat menikmati manisnya kemerdekaan, tentunya kita tidak lagi harus bersusah payah untuk mengangkat bambu runcing dan mengeluarkan rencong untuk melawan musuh.

Hari ini, ladang perjuangan kita salah satunya adalah dengan bekerja sesuai bidangnya, memberikan nafkah buat keluarga, menelihara lingkungan sekitar, saling menghormati antar sesama. Bekerjasama dengan berperan aktif menuju perubahan nyata yang kita impikan untuk kebaikan kita dan lingkungan di sekitar kita. Mematuhi dan menyepakati segala aturan, norma hukum dan tata tertib yang ada.

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk "memperingati" hari pahlawan. Kita bisa belajar dari pengabdian dan kerja keras sepenuh hati dari kisah-kisah inspirasi yang begitu tersebar di sekitar kita. Buka mata, telinga dan mata hati kita melalui berbagai bahan bacaan ataupun dengan bersilaturahim kepada orang-orang yang telah begitu kenyang dengan asam garam perjuangan hidup memelihara sikap kepahlawanan adalah di antara kiat-kiat yang bisa kita tempuh.

Orang-orang sukses bukanlah malaikat yang bersayap yang turun dari langit. Ia, sebagaimana halnya manusia lainnya makan, minum dan berpergaulan sebagai makhluk sosial. Ia tidak saja menjalani kehidupan yang datar, namun juga acapkali membutuhkan pengorbanan. Bisa jadi tidak hanya suara batin pengabdian dan pelayanan yang dirasakannya, namun juga kecenderungan negatif seperti godaan untuk malas, mengambil hak orang lain atau jalan-jalan pintas, dicela dan di cerca. Orang-orang sukses tersebut pada kenyataannya adalah manusia biasa juga seperti halnya kita.

Bedanya, orang-orang sukses lahir dari serangkaian keputusan baik yang mengantarkannya kepada kesuksesan. Kita bisa belajar pada mereka untuk keputusan-keputusan rumit dalam kehidupan karena biasanya mereka telah melalui masa-masa tersebut. Sehingga kini dapat dirasakan makna akan kehadirannya bagi masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.

Salah satunya dengan berperan aktif dilingkungan untuk brrsama-sama menjaga kebersihan lingkungan, menjaga keamanan, bersama untuk memajukan lingkungan.

Jadi, apa makna hari pahlawan buat kita? Apakah ikut berperan aktif, mencela atau jadi pahlawan kesiangan.

Tulisan ini terinspirasi dari Bapak Drs Arief Yuwono(Ketua RT 01 Perumahan Kudus Permai)

Senin, 07 November 2016

KEGUNAAN ANGGARAN DANA DESA SESUAI UU DESA NO. 6 TAHUN 2014

Tahun 2015 menjadi tonggak sejarah dimana Pemerintah Pusat menganggarkan dana APBN-nya, untuk pembangunan desa di Indonesia. Dana itu disebut Dana Desa, yang lahir karena terbitnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Lantaran menjadi tahun pertama, tentu banyak pihak khususnya kepala desa sebagai penerima anggaran yang bingung dengan mekanismenya.
Penerima anggaran Dana Desa memang harus sudah bersiap-siap. Khususnya tentu saja Kades yang merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa. Karena itu, Pemerintah Pusat tak sungkan-sungkan melakukan sosialisasi langsung kepada seluruh Kades di Indonesia.
Kades harus dapat mendukung desanya untuk fokus menggunakan Dana Desa sebaik-baiknya. Diharapkan, Kades sebagai pengguna anggaran menggunakan Dana Desa sesuai peruntukannya. Hal apa saja peruntukan dari Dana Desa? Berikut ini merupakan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2015.

A. PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PEMBANGUNAN DESA
Prioritas penggunaan Dana Desa sesuai dg Peraturan Mentri Desa,PDT dan Transmigrasi No.5 tahun 2015, sesuai pasal 5 – 10, antara lain :

Pasal 5
Prioritas penggunaan Dana Desa untuk pembangunan Desa dialokasikan untuk mencapai tujuan pembangunan Desa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan, melalui:
  1. pemenuhan kebutuhan dasar;
  2. pembangunan sarana dan prasarana Desa;
  3. pengembangan potensi ekonomi lokal; dan
  4. pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan
Pasal 6
Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, meliputi:
  1. pengembangan pos kesehatan Desa dan Polindes;
  2. pengelolaan dan pembinaan Posyandu; dan
  3. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini.

Pasal 7
Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b dan huruf c untuk mendukung target pembangunan sektor unggulan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahunnya, yang diprioritaskan untuk:
  1. mendukung kedaulatan pangan;
  2. mendukung kedaulatan energi;
  3. mendukung pembangunan kemaritiman dan kelautan; dan
  4. mendukung pariwisata dan industri.

Pasal 8
Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat meliputi:
  1. pembangunan dan pemeliharaan jalan Desa;
  2. pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani;
  3. pembangunan dan pemeliharaan embung Desa;
  4. pembangunan energi baru dan terbarukan;
  5. pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan;
  6. pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala Desa;
  7. pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier;
  8. pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan saluran untuk budidaya perikanan; dan
  9. pengembangan sarana dan prasarana produksi di Desa.

Pasal 9
Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat meliputi:
  1. pendirian dan pengembangan BUM Desa;
  2. pembangunan dan pengelolaan pasar Desa dan kios Desa;
  3. pembangunan dan pengelolaan tempat pelelangan ikan milik Desa;
  4. pembangunan dan pengelolaan keramba jaring apung dan bagan ikan;
  5. pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan Desa;
  6. pembuatan pupuk dan pakan organik untuk pertanian dan perikanan;
  7. pengembangan benih lokal;
  8. pengembangan ternak secara kolektif;
  9. pembangunan dan pengelolaan energi mandiri;
  10. pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu;
  11. pengelolaan padang gembala;
  12. pengembangan Desa Wisata; dan
  13. pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan perikanan.

Pasal 10
Prioritas penggunaan Dana Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d, didasarkan atas kondisi dan potensi Desa, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat meliputi:
  1. komoditas tambang mineral bukan logam, antara lain:
  2. zirkon; 2. kaolin; 3. zeolit; 4. bentonit; 5. silika (pasir kuarsa); 6. kalsit (batu kapur/gamping); 7. felspar; dan 8. intan.
  3. komoditas tambang batuan, antara lain:
    • onik
    • opal
    • giok
    • agat
    • topas
    • perlit
    • toseki
    • batu sabak
    • marmer
    • granit
    • kalsedon
    • rijang (chert)
    • krisopras
    • garnet; dan
    • potensi komoditas tambang batuan lainnya.
  4. rumput laut;
  5. hutan milik Desa; dan
  6. pengelolaan sampah.

B. PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
Prioritas penggunaan Dana Desa sesuai dg Peraturan Mentri Desa,PDT dan Transmigrasi No.5 tahun 2015, sesuai pasal 11, antara lain :

Pasal 11
Penggunaan Dana Desa yang bersumber dari APBN untuk Pemberdayaan Masyarakat Desa terutama untuk penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses atas sumber daya ekonomi, sejalan dengan pencapaian target RPJM Desa dan RKP Desa setiap tahunnya, yang diantaranya dapat mencakup:
  1. peningkatan kualitas proses perencanaan Desa;
  2. mendukung kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUM Desa maupun oleh kelompok usaha masyarakat Desa lainnya;
  3. pembentukan dan peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa;
  4. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada warga masyarakat Desa;
  5. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan hidup bersih dan sehat;
  6. dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat pengelolaan Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan; dan
  7. peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui:
    1. kelompok usaha ekonomi produktif
    2. kelompok perempuan
    3. kelompok tani
    4. kelompok masyarakat miskin
    5. kelompok nelayan
    6. kelompok pengrajin
    7. kelompok pemerhati dan perlindungan anak
    8. kelompok pemuda,
    9. kelompok lain sesuai kondisi Desa.                                                                                            Sumber : UU Desa No. 6 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi No. 5 tahun 2015

Sabtu, 05 November 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAHAN DESA GARUNG LOR TAHUN ANGGARAN 2017

Dalam rangka pengembangan pembangunan desa, melalui Anggaran Dana Desa. Untuk Desa Garung Lor yang sudah diusulkan oleh tiap-tiap RT sudah disetujui oleh desa. Dalam hal ini persetujuannya melalui rapat koordinasi antara Perangkat Desa, BPD dan Tim 11. Dari berbagai usulan tsb disetujui dengan melihat kepentingan dan sisi prioritas di masing-masing wilayah RT. Sehingga diharapkan infrastruktur di wilayah RT dapat menjadikan perkembangan yang positif.
Dan setelah di musyawarahkan, hasil tsb di sosialisasikan kepada semua RT dan perwakilan tokoh masyarakat. Yang bertempat di Gedung Balai Desa Griya Praja pada 18 Oktober 2016. Hal tsb perlu di sosialisasikan agar, dapat disampaikan ke seluruh warga. Karena ada beberapa penundaan dari usulan tsb.
Adapun dari Rencana Kegiatan Pemerintahan tsb, adalah sbb :
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Dalam hal ini adalah kegiatan operasional administratif desa beserta kegiatannya selama setahun. Dan besaran anggaran Rp 744.374.000,00
2. Bidang pelaksanaan pembangunan desa
Pelaksanaan pembangunan ini adalah wujud dari usulan tiap-tiap RT. Dan yang disetujui, antara lain :
- pembinaan kader posyandu(RW1-4) anggaran sebesar Rp 15.000.000,00
- pengaspalan jalan RT 1 RW II, anggaran Rp 39.000.000,00
- pengaspalan Jl.Mayjen Sutoyo, anggaran Rp 45.000.000,00
- pengaspalan Jl Regency anggaran Rp 60.000.000,00
- pengaspalan Jl Permai Baru-Gang 16, anggaran Rp 8.000.000,00
- pengaspalan Jl Permai Baru RT 2 RW IV, anggaran Rp 30.000.000,00
- pengaspalan Jl Permai 2 RT 2 RW IV, anggaran Rp 30.000.000,00
- pengaspalan Jl Permai 1,2,3,9,10 dan 11, anggaran Rp 68.100.000,00
- pavingisasi RT 7 RW I, anggaran Rp 15.000.000,00
- pavingisasi Jl Mushola Darul Hadi, anggaran Rp 9.000.000,00
- pavingisasi lingkungan timur RT 4 RW III, anggaran Rp 10.500.000,00
- pavingisasi lingkungan barat RT 4 RW III, anggaran Rp 7.500.000,00
- pavingisasi lingkungan RT 5 RW III, anggaran Rp 20.000.000,00
- pavingisasi lingkungan RT 6 RW III, anggaran Rp 7.500.000,00
- pavingisasi lingkungan RT 7 RW III, anggaran Rp 10.000.000,00
- pavingisasi lingkungan RT 8 RW III, anggaran Rp 45.000.000,00
- pavingisasi lingkungan RT 11 RW II,anngaran Rp 10.000.000,00
- pelebaran jembatan  Jolondoro, anggaran Rp 3.000.000,00
- pembangunan gapura Jl Permai Baru, anggaran Rp 20.000.000,00
- sanitasi lingkungan RT 1,2,6,8 dari RW I, anggaran Rp 145.760.000,00
- sanitasi lingkungan RW II, anggaran Rp 15.500.000,00
- sanitasi lingkungan RW III, anggaran Rp 34.200.000,00
- sanitasi lingkungan RW IV, anggaran Rp 48.460.000,00
- PAMSIMAS, anggaran Rp 275.000.000,00
3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa
Dalam hal ini adalah pembinaan program kemasyarakatan, sosial, budaya, olahraga dan operasional. Hal tsb antara lain :
- pembinaan keamanan dan ketertiban di lingkungan RW I s/d RW IV, anggaran Rp 8.142.000,00
- pembinaan kerukunan warga, anggaran Rp 15.202.000,00
- pengembangan gotong royong, anggaran Rp 8.506.000,00
- pembinaan lembaga kemasyaratan, anggaran Rp 82.911.000,00
- pengadaan sarana prasarana olah raga, anggaran Rp 4.253.000,00
- pengembangan sosial budaya, anggaran Rp 39.174.000,00
- pengadaan 1 set perlengkapan Rebana RW IV, anggaran Rp 3.000.000,00
4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan tentang sosial lingkungan dan budaya, antara lain:
- pengembangan seni budaya lokal, anggaran Rp 1.300.000,00
- pemberian santunan anak yatim, anggaran 300.000,00
- pemberian santunan fakir miskin, anggaranny Rp 1.000.000,00
5. Anggaran Belanja tak terduka, dengan estimasi anggaran Rp 37.127.500,00
Dengan telah ditetapkan anggaran ini, maka kita berkewajiban untuk mengawasi dalam pelaksanaannya.
Sumber :  Rapat Koordinasi Desa, BPD dan LPMD tentang Rencana Kegiatan Pemerintahan Desa Garung Lor 2017