Minggu, 18 Desember 2016

URBAN FARMING ( Menghijaukan Perumahan Kudus Permai )

Memanfaatkan ruang terbuka di wilayah perumahan maupun perkotaan dengan menanam sayuran adalah salah satu upaya penerapan konsep urban farming atau pertanian perkotaan. Sekecil dan sesempit apapun lahan yang tersedia di sekitar rumah warga bisa dimanfaatkan untuk berkebun. Definisi urban farming (pertanian urban) secara umum adalah bertani atau berkebun dengan memanfaatkan lahan sempit atau intensifikasi lahan, guna memenuhi kebutuhan sayuran dan buah segar bagi masyarakat perumahan. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ternyata kegiatan berkebun juga dapat dimanfaatkan sebagai media relaksasi dan rekreasi. Banyak yang telah merasakan bahwa dengan berkebun dapat mengurangi tingkat stress dan meningkatnya kesehatan mental karena memiliki kesempatan berinteraksi dengan alam melalui kebun. Jenis tanaman yang paling banyak dibudidayakan di wilayah perkotaan adalah tanaman sayuran, baik sayuran daun maupun sayuran buah. Kenapa sayuran? Itulah yang mendasari Bapak Tony Djoko Iriyanto dan Bapak Budi Yuwono, disela pekerjaan menyempatkan diri untuk mensosialisasikan urban farming melalui hidroponik

Beberapa alasan kenapa jenis tanaman sayuran yang paling banyak gemari antara lain ; setiap hari semua orang membutuhkan sayur, tidak membutuhkan lahan yang luas, usia panen singkat, dan mudah ditanam bahkan oleh orang yang belum pernah menanam sekalipun. Tanaman jenis sayuran merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan, perawatannta tidak sulit dan tidak memerlukan keahlian khusus. Metode yang digunakan untuk menanam sayuran dilahan terbatas bermacam-macam, bisa secara konvensional (menggunakan media tanah) maupun hidroponik (tidak menggunakan media tanah). Bercocok tanam sayuran dilahan sempit bisa dilakukan dengan berbaga cara, bisa menggunakan polybag, botol bekas maupun pipa paralon.  

Cara Menanam Sayuran di Pipa Paralon dan Talang Air Pipa PVC atau pipa paralon dan talang air sejatinya adalah material yang dikhususkan untuk bahan bangunan, bukan untuk bertani. Namun seiring dengan semakin menggeliatnya kegiatan urban farming, masyarakat memanfaatkan pipa paralaon dan talang air untuk berkebun. Keduanya dipilih karena mudah didapatkan, tahan lama serta dapat diperoleh dengan harga yang terjangkau. Berkebun sayur menggunakan pipa paralon juga akan menghasilkan kebun yang rapi, bersih dan indah. 

Berikut ini beberapa cara menanam sayuran dengan pipa paralon dan talang air ; 
1. Menanam Sayur Dengan Pipa Paralon dan Talang Air Secara Konvensional Media tanam yang digunakan untuk berkebun secara konvensional adalah tanah. Agar tanaman tumbuh subur media tanam dicampur dengan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang. 
Beberapa kreasi berkebun sayur di pipa paralon dan talang air secara konvensional antara lain sebagai berikut: 
a). Menanam sayur vertikultur talang air dan pipa paralon Vertikultur atau vertikal garden adalah berkebun secara vertikal dengan meletakkan tanaman atau menyusun tanaman bertingkat. Untuk menanam sayuran seperti sawi, bayam, kangkung atau lainnya sediakan pipa paralon yang memiliki diameter minimal 3 inch.  Jenis sayuran yanag akan dibudidayakan dengan media tanam yang gembur dan banyak mengandung unsur hara. Media tanam berupa campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandang atau kompos. Jika sudah selesai, media siap ditanami benih sayuran.  
b). Menanam sayur menggunakan talang air Talang air juga bisa digunakan untuk menanam sayuran, baik vertikal maupun horizontal. Untuk membuat vertikultur talang air diperlukan penopang yang berupa rak bertingkat atau ditempel pada tembok pagar dan dinding rumah. Sedangkan secara horizontal talang air cukup diletakkan pada tempat yang diinginkan. Talang air bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis sayuran, seperti bayam, kangkung, sawi, kemangi dan lainnya. Secara konvensional media tanam yang digunakan juga sama dengan vertikultur pipa paralon, yaitu campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandang.

2. Menanam Sayur Menggunakan Pipa Paralon dan Talang Air Secara Hidroponik Berbeda dengan bercocok tanam secara konvensional, menanam dengan teknik hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Media tanam untuk hidroponik antara lain adalah arang sekam/sekam bakar, cocopeat/sebuk sabut kelapa, akar pakis, rockwoll, hidroton dan lainnya. Wadah untuk menanam hidroponik bermacam-macam sesuai dengan teknik yang digunakan dan ketersediaan bahan. 

Kreasi bertanam hidroponik menggunakan pipa paralon dan talang air. Sayuran hidroponik di talang air dan pipa paralon, antara lain:

a). Menanam sayur hidroponik sistem NFT menggunakan talang air dan pipa paralon Sistem NFT atau nutrient film technique merupakan salah satu sistem hidroponik yang memanfaatkan pipa paralon dan talang air. Pipa paralon dan talang air disini berguna sebagai tempat meletakkan media tanam dan asupan nutrisi. Pada sistem ini larutan nutrisi hidroponik dialirkan tipis didasar pipa dan talang secara terus menerus. Untuk mengalirkan larutan nutrisi diperlukan pompa dan listrik yang cukup stabil. Jika ditempat anda sering mati listrik dengan durasi waktu yang lama jangan coba-coba menggunakan sistem ini. Pipa paralon atau talang air disusun secara horizontal diatas rak.  

b). Sayuran hidroponik wick sistem di talang air dan pipa paralon. Menanam sayur hidroponik sistem wick menggunakan talang air dan pipa paralon Wick system atau hidroponik sumbu merupakan sistem hidroponik yang paling sederhana. Pada sistem ini tidak membutuhkan aliran listrik dan pompa sebab larutan nutrisi statis tidak mengalir. Nutrisi dialirkan ke media tanam melalui sumbu yang dipasang didasar netpot. Pipa paralon dan talang air berfungsi sebagai tandon nutrisi, nutrisi harus dicek setiap hari dan tambahkan lagi jika berkurang.  

c). Menanam sayur vertikultur hidroponik menggunakan talang air dan pipa paralon Menanam dengan metode hidroponik juga bisa didesain vertikal, teknik ini cukup efektif untuk mengoptimalisasikan lahan yang sempit. Sistem yang digunakan umumnya adalah sistem NFT. Pipa paralon atau talang air disusun secara vertikal. Mari kita hijaukan lingkungan kita dan manfaatkan lahan yang ada

Sumber : Bapak Tony Djoko Irianto dan Bapak Budi Yuwono


Tidak ada komentar:

Posting Komentar