Sabtu, 17 September 2016

SERIAL 7 HABITS(7 Kebiasaan, Kebiasaan 4 : Berpikir Menang-Menang )

Mengulas kembali, bahwa untuk menjadi efektif kita harus menjadikan kebiasaan kita menjadi lebih baik. Hal tsb diawali dari 3 kebiasaan sebelumnya yaitu :
1. Menjadi Pribadi Pro Aktif
2. Mulai dari Tujuan Akhir
3. Mendahulukan yang Utama

Dari ketiga hal tsb diatas, bagaimana kita tetap menjadi unggul dan terdepan. Maka dari itu kita harus belajar menjadi pemenang. Dan Kebiasaan ke-4 adalah Berpikir Menang-Menang.

Berpikir menang – menang adalah suatu karakter. Bisa dibentuk, menjadi kebiasaan dan dasar dari segala hubungan yang berhasil. Kita mendapatkan apa yang kita inginkan demikian pula orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika hanya salah satu pihak yang mendapatkan manfaat maka hubungan itu akan berlangsung singkat dan pada akhirnya akan berakhir. Tidak ada hubungan jangka panjang dalam situasi menang – kalah. Demikian pula dalam hubungan kalah – kalah, masing – masing pihak tidak mendapatkan apa yang di-inginkan-nya. Tetapi, tidak semua hubungan harus berdasarkan prinsip win – win solution.
Win win solution

TENTANG BERPIKIR MENANG – MENANG

Menang – menang adalah suatu kondisi dimana pihak – pihak yang terlibat merasa senang dan puas karena mendapatkan manfaat dari hubungan yang terjadi.  Bisa saja antara anda dengan klien anda, anda dengan supplier anda, anda dengan pasangan anda atau anda dengan atasan anda. Hubungan dengan dasar ini pasti bertahan lama karena tidak ada yang merasa dirugikan.  Masing-masing pihak membawa nuansa koperatif bukan kompetitif, mencari persamaan bukan perbedaan, mengedepankan solusi dan mengecilkan masalah. Win win Solution kedengarannnya idealis namun tidak realitisis.  Tidak semua situasi yang kita hadapi harus berprinsip saling menguntungkan. Contoh, disaat kita sedang bertanding olah raga, tim kita harus menang atau kalah. Tidak ada skor sama karena dalam pertandingan, harus ada pemenang. Jika kita bekerja sebagai kepala di sebuah kantor cabang , kita harus bersaing dengan kepala kantor cabang kota lainnya untuk mendapatkan promosi jabatan. Jika kita sedang mengajarkan anak untuk bersikap disiplin maka kita harus berada di sikap menang – kalah. Jika anak dalam bahaya, kita mungkin kurang peduli dengan keadaan dan situasi orang lain, menyelamatkannya adalah kepentingan tertinggi.
Sehingga hakekatnya saya menang – anda menang adalah suatu alternatif, sebuah pilihan situasi yang harus diusahakan sebisa mungkin. Jika tidak tercapai kesepakatan yang saling menguntungkan maka pilihannya adalah:
  1. Saya menang dan anda kalah
  2. Saya kalah dan anda menang
  3. Saya kalah demikian juga dengan anda (kalah)
  4. Hubungan ini tidak bisa dilanjutkan lagi !
Menang – Kalah tidak tepat karena, walaupun kita kelihatan sebagai pemenang dalam suatu pertandingan namun akan timbul dilemas dengan kita, perasaan kita, sikap orang lain kepada kita dan hubungan kita menjadi terpengaruh. Sebagai contoh, jika saya seorang pemasok untuk perusahaan anda, dan saya menang dalam hal persyaratan saya dalam negosiasi tertentu, saya mungkin mendapatkan apa yang saya kehendaki sekarang. Namun, apakah orang yang kalah akan datang kepada saya lagi ? kemenangan jangka pendek itu sebenarnya akan menjadi kekalahan jangka panjang jika saya tidak memperoleh bisnis lagi dengan orang tsb. Jadi, Menang/kalah dalam kesalingtergantungan sebenarnya adalah kalah-kalah secara jangka panjang.
Sebaliknya jika kita mengalahkan orang lain menang, kita mungkin kelihatannya memperoleh apa yang kita kehendaki sekarang. Namun, bagaimana jika kekalahan menimpa pada kita. Maka tentunya akan mempengaruhi sikap kita tentang kerja sama dengan teman yg lain. Kita mungkin tidak merasa antusias untuk menenangkan diri. Kita mungkin membawa bekas-bekas kekesalan ke dalam negosiasi apa pun di masa yang akan datang. Sikap kita terhadap perusahaan yang menang mungkin menyebar karena saya selalu mengungkap masa lalu tentang kekalahan dan kesalahan. Jadi kita pun kembali masuk ke kondisi kalah-kalah lagi.

Berpikir menang - kalahKetika tidak tercapai win–win solution, maka pilihan kita hanya ada dua: win-lose solution atau tidak sama sekali.
Tidak sama sekali pada dasarnya berarti bahwa jika kita tidak dapat memperoleh solusi yang akan menguntungkan kita berdua, kita sepakat untuk tidak sepakat. Tidak ada kontrak kerja, tidak ada harapan yang tercipta dan tidak ada kewajiban bagi masing-masing pihak. Saya tidak mempekerjakan anda atau kita tidak menerima pekerjaan tertentu karena nilai – nilai kita dan tujuan kita berlawanan. Akan lebih baik jika kita menyadari ini di muka dan bukannya belakangan ketika harapan sudah terbentuk dan kedua belah pihak kecewa.
Ketika tidak sama sekali menjadi pilihan kita bersama, kita merasa bebas karena tidak perlu memanipulasi orang lain, untuk memaksakan agenda anda, untuk mendesakkan apa yang anda inginkan. Anda dapat terbuka. Anda dapat benar-benar berusaha mengerti akar masalah yang mendasari posisi tertentu.

CARA BERPIKIR MENANG - MENANG

Hanya orang yang memiliki integritas, kedewasaan karakter dan mental kelimpahan saja yang bisa menerapkan solusi saling menang. Tanpa Integritas, orang akan merasakan sikap bermuka dua dan mereka pun menjadi berhati-hati ketika berhubungan dengan kita. Tanpa ada dasar kepercayaan, maka mereka merasa dirinya dimanipulasi oleh teknik berkomunikasi kita.
Integritas adalah nilai – nilai yang kita percayai dan kita laksanakan setiap hari. Integritas adalah berjanji dan menepatinya. Integritas adalah kesesuaian antara perkataan dengan tingkah laku kita. Memiliki integritas berarti mengetahui letak kekuatan dan kelemahan diri.
Kedewasaan karakter adalah keseimbangan antara keberanian dan toleransi. Jika seseorang dapat mengekspresikan perasaan dan keyakinannya dengan keberanian yang diimbangi dengan pertimbangan akan perasaan dan keyakinan orang lain, maka ia sudah memiliki karakter yang dewasa, khususnya jika persoalannya sangat penting bagi kedua belah pihak.  Berpikir menang – menang adalah perwujudan dari keberanian dan toleransi yang seimbang.
Jika kita berani namun tidak memiliki toleransi maka kita akan berpikir menang – kalah dalam setiap hubungan. Kita akan kuat dan memaksakan ego. Kita akan bertahan pada keyakinan sendiri dengan tidak memperdulikan orang lain.

Jika kita mengedepankan toleransi daripada keberanian , maka kita akan memilih sikap kalah-menang.
Jika kita memiliki keberanian dan toleransi yang seimbang, kita akan mencoba memahami dan menyampaikan harapan dan keinginan supaya win-win solution bisa tercapai.
Kebanyakan orang hidup dalam mentalitas kelangkaan, bukan mentalitas kelimpahan. Mereka melihat bahwa hidup hanya memiliki sedemikian saja, seolah hanya ada satu kue di luar sana. Dan jika kita ingin mendapatkan potongan yang besar, maka orang lain harus mendapatkan sedikit bagian. Mentalitas kelangkaan adalah paradigma hidup zero-sum (pertambahan pada yang satu berarti pengurangan pada yang lain).
Orang dengan mental demikian akan sulit memberi penghargaan, kekuasaan, atau keuntungan kepada orang lain. Mereka sulit sekali menjadi benar-benar bahagia atas keberhasilan orang lain dan tidak move on. Seolah – olah “sesuatu” dari dalam dirinya direbut ketika orang lain menerima pengakuan khusus atas  keberhasilan. Nilai diri mereka diperoleh melalui perbandingan dan keberhasilan orang lain adalah kegagalan mereka.
Sering kali, orang dengan mental ini menyembunyikan harapan agar orang lain menderita kemalangan. Mereka selalu membandingkan, selalu bersaing. Mereka mengerahkan energi mereka untuk memiliki benda-benda supaya merasa berharga. Meraka ingin agar orang lain menjadi seperti yang mereka inginkan. Mereka sering ingin menciptakan tiruan orang-orang itu, dan mereka mengelilingi diri mereka dengan orang-orang yang patuh, yang tidak menentang mereka, orang – orang yang lebih lemah dari mereka.

Mari kita berusaha untuk mencapai solusi menang – menang dalam setiap hubungan dengan orang lain karena itulah satu-satunya bentuk hubungan yang dapat diterima dan mampu bertahan dalam segala situasi. Mengalah supaya orang lain menang atau menang supaya orang lain kalah hanya akan berakhir dengan kekecewaan, tekanan dan pemutusan hubungan. Jika tidak ada solusi yang berakhir dengan kemenangan kedua belah pihak, maka pilihan yang harus anda ambil adalah “Tidak sama sekali.”
Dengan tidak sama sekali sebagai pilihan, anda dapat dengan jujur berkata, “Saya hanya ingin win win solution. Saya ingin menang dan saya juga ingin dapat menikmati sebuah kemenangan. Saya tidak mau mendapatkan apa yang saya inginkan dan membuat anda merasa tidak enak, karena pada akhirnya hal ini akan muncul ke permukaan dan menimbulkan penarikan diri. Sebaliknya, saya rasa anda tidak akan merasa senang jika anda mendapatkan apa yang anda inginkan sementara saya menyerah.
Jadi mari kita berusaha untuk sama – sama mendapatkan keuntungan dari hubungan ini.  Dan jika kita tidak mendapatkan solusi menang – menang, kita sepakat bahwa kita tidak akan mengadakan transaksi sama sekali. Akan lebih baik untuk tidak mengadakan kontrak kerja daripada menjalani keputusan yang tidak benar untuk kita berdua. Saat ini kita masih belum jodoh, mungkin lain waktu.”

Sumber : Disadur dari  7 Habits from Stephen Covey

Tidak ada komentar:

Posting Komentar