Menuju kebiasaan ke 6 untuk membentuk pribadi berkwalitas adalah Sinergi. Intinya sinergi tercapai kalau ada dua orang atau lebih bekerjasama untuk menciptakan solusi yang lebih baik ketimbang kalau sendirian. Bukannya jalanmu atau jalan saya, melainkan jalan yang lebih baik, jalan yang lebih tinggi.
Sinergi adalah upah, buah lezat yang akan kita nikmati setelah kita lebih mahir dengan kebiasaan lainnya, terutama dengan kebiasaan menang/menang dan berusaha untuk mengerti terlebih dahulu. Belajar mewujudkan sinergi adalah seperti belajar membentuk formasi V dengan orang lain ketimbang berusaha menempuh perjalanan hidup sendirian. Kita akan lebih takjub betapa lebih cepat dan lebih jauh kita bisa terbang!.
Sinergi bukan Memanfaatkan perbedaan tetapi Mentolelir perbedaan.
Sedangkan Kerjasama adalah Bekerja masing-masing dari Keterbukaan fikiran.
Dan cara berfikir kita selalu benar.
Bagaimanakah menemukan cara-cara baru yang lebih baik dan kompromi dengan yang sudah ada
Hal yang perlu di lakukan, antara lain :
A. Memanfaatkan perbedaan
Sinergi tidak terjadi begitu saja. Itu adalah suatu proses. Kita harus sampai kesana. Dan landasan untuk sampai kesana adalah belajar untuk memanfaatkan perbedaan. Banyak keragaman di dunia ini bahkan kita diuntungkan dengan adanya keberagaman itu.
Ada 3 pendekatan yang mungkin bisa kita ambil:
Tingkat 1: hindari keragaman
Tingkat 2: tolelir keragaman
Tingkat 3: manfaatkan keragaman
1. Profil tukang menghindar
Tukang menghindar itu takut (terkadang ketakutan setengah mati) akan adanya perbedaan. Mereka sangat terganggu kalau ada yang warna kulitnya beda, beribadah yang beda dan semua yang berbeda.
2. Profil tukang mentolelir
Tukang mentolelir percaya bahwa semua orang punya hak untuk beda. Mereka tidak menghindari keragaman tetapi juga tidak merangkulnya. Moto mereka adalah “urus dirimu sendiri dan aku akan mengurus diriku sendiri. Jangan ganggu akudan aku tidak akan ganggu kamu”.
3. Profil tukang memanfaatkan
Tukang memanfaatkan menghargai perbedaan. Mereka memandang perbedaan-perbedaan sebagai keuntungan, bukan kelemahan. Mereka menemukan bahwa dua orang yang cara berfikirnya beda bisa mencapai lebih banyak ide ketimbang dua orang yang cara berfikirnya sama.
Memanfaatkan keragaman adalah pergumulan bagi kebanyakan dari kita, tergantung pada apa personalnya. Umpamanya, mungkin kita menghargai keragaman rasial serta kebudayaan, namun menghina seseorang yang cara berfikirnya beda.
B. Kita semua adalah minoritas dari satu
Jauh lebih mudah untuk menghargai perbedaan-perbedaan kalau kita sadar bahwa dalam hal tertentu, kita adalah minoritas dari satu. Dan hendaknya kita ingat bahwa keragaman bukanlah sekedar soal lahiriah, melainkan juga batiniah. “Robert Fulghum bilang, “dalam benak kita. Kita semua beda satu sama lain, sebagaimana kita tampak bed adari luarnya. Bagaimana sih kita beda secara batiniah???
Kita belajar dengan cara yang berbeda. Seperti yang mungkin telah kita semua perhatikan, otak teman-teman atau adikmu tidaklah berfungsi sama seperti otakmu. Dr. Thomas Armsstrong telah mengidentifikasikan tujuh jenis kecerdasan dan mengatakan bahwa anak-anak bisa belajar paling baik lewat kecerdasannya yang paling dominan:
1. KECERDASAN BAHASA: belajar lewat membaca, menulis, berbicara
2. KECERDASAN LOGIKA-MATEMATIKA: belajar lewat logika, pola-pola, kategori, hubungan
3. KECERDASAN JASMANI-KINESTETIK: belajar lewat indera, lewat sentuhan
4. KECERDASAN RUANG: belajar lewat gambar-gambar
5. KECERDASAN MUSIK: belajar lewat suara dan ritme
6. KECERDASAN ANTAR-PRIBADI: belajar lewat interaksi dan komunikasi dengan orang lain
7. KECERDASAN INTRAP-PRIBADI: belajar lewat perasaan sendiri
Kita memandang secara berbeda. Semua orang memandang dunia secara berbeda dan punya paradigma yang berbeda-beda tentang diri sendiri, orang lain, dan kehidupan pada umumnya.
Kita mempunyai gaya, ciri, dan karakteristik yang berbeda-beda. Maksudnya kita pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda.
C. Hambatan untuk memanfaatkan perbedaan-perbedaan
Walaupun banyak ada 3 hambatan utama dalam mewujudkan sunergi, yaitu ketidaktahuan, klik, dan prasangka.
1. Ketidaktahuan
Ketidaktahuan artinya kita tidak tahu apa-apa. Kita tidak tahu apa yang diyakini orang lain, bagaimana perasaaan mereka, atau apa yang telah mereka alami. Ketidaktahuan seringkali terjadi dalam soal memahami orang cacat, dan orang bisu.
2. Klik
Ingin bergaul sama orang-orang yang kamu sukai sih tidak ada salah-salahnya, kalau kelompok teman-temanmu jadi begitu eksekitif sehingga mulai menolak siapapun yang tidak seperti mereka, baru jadi masalah. Sulit menghargai perbedaan dalam klik yang tertutup. Mereka yang bukan anggota klik merasa sepeti warga kelas dua, dan mereka yang anggota klik sering kali sok. Jadi klik disini maksudnya merasa sudah pantas,
3. Prasangka
Kita dilahirkan dengan prasangka. Prasangka itu dipelajari. Anak-anak, umpamanyasebenarnya buta warna. Tetapi semakin besar, mereka mulai meniru pransangka dan membentuk dinding sendiri.
D. Mewujudkan sinergi
Berikut adalah proses lima langkah sederhana untuk bisa mencapai sinergi
1. Definisikan masalah atau peluangnya
2. Jalan mereka
3. Jalan saya
4. Urun rembuk
Dengan memperhatikan hal diatas, kita akan bisa mendapatkan peluang yg lebih baik dari sinergi yg kita jalani bersama-sama.
Sumber : 7 Habits from Stephen Covey
Tidak ada komentar:
Posting Komentar