Rabu, 28 September 2016

SERIAL 7 HABITS(7 Kebiasaan Ke-7 : Mengasah Gergaji atau Menggali Potensi)

Kebiasaan ke-7 dalam buku The 7 Habits of Highly Effective People (Tujuh Kebiasaan Orang-Orang yang Sangat Efektif) karangan Stephen Covey adalah “Mengasah Gergaji atau Menggali Potensi

Sayangnya, banyak perusahaan salah dalam mengartikan istilah ‘Mengasah Gergaji’ ini.

Jadi kebiasaan dalam menggali potensi ini merupakan kekuatan yg menggabungkan dari 6 kebiasaan sebelumnya. Keenam kebiasaan tersebut adalah:

1. Jadilah pribadi yang proaktif
2. Tetapkan target yang jelas di awal
3. Kerjakan sesuai prioritas
4. Selalu memikirkan cara yang saling menguntungkan
5. Berusaha memahami lebih dahulu, baru dimengerti
6. Wujudkan sinergi

Dan yang akan kita kupas dari serial terakhir, yaitu kebiasaan ke-7 adalah Selalu menyediakan waktu untuk meningkatkan kemampuan (Mengasah gergaji atau menggali Potensi)

Dengan menggunakan analogi seorang penebang pohon yang menggergaji kayu selama beberapa hari secara terus-menerus dan menjadi kurang produktif. Proses memotong yang tanpa henti-hentinya membuat mata gergajinya menjadi semakin tumpul.

Gergaji yang tumpul tidaklah efektif dan produktivitasnya kalah dibandingkan ketika gergajinya masih tajam. Maka dari itu, sang penebang kayu mesti mengasah gergaji.

Dalam prakteknya, banyak orang yang salah dalam memahami analogi ini. Mereka mengartikannya bahwa kita jangan bekerja terlalu keras kalau tidak mau produktivitas kita menurun.

Bahkan, pada umumnya orang dinasehati untuk mengambil istirahat, bahkan pergi berlibur. Memang ada benarnya. Namun, ini bukanlah arti dari istilah: Mengasah Gergaji atau Menggali Potensi.

Kalau beristirahat berarti sama saja dengan meletakkan gergajinya. Ketika kita menaruh gergaji yang sudah tumpul untuk beberapa waktu, gergaji itu tetaplah tumpul saat kita ingin memakainya kembali.

Jadi beristirahat tidak membuat kita menjadi lebih produktif, gergajinya tetap tumpul karena tidak diasah. Orang yang efektif dan ingin tetap produktif harus menajamkan mata gergajinya secara berkala. Mengasah gergaji.

Mengasah gergaji sebenarnya adalah sebuah pekerjaan juga; yaitu mengasah. Pikirkanlah bagaimana caranya untuk menajamkan gergaji kehidupanmu. Berikut adalah beberapa ide untuk mengasah gergaji atau menggali potensi.

1. Berolahraga
2. Memperbaiki diet
3. Mengembangkan diri
4. Membaca, belajar, ikut seminar
5. Mempelajari suatu keahlian baru
6. Me-review dan meng-update tujuan
7. Membaca 

Memang untuk memotong kayu tidak hanya soal menggergaji dan mengasah gergajinya. Waktu istirahat juga perlu, tapi itu bukanlah arti dari istilah mengasah gergaji.

Sang penebang pohon bisa menjadi lebih produktif dengan mengasah gergaji, mempelajari tehnik menggergaji, berlatih agar lebih kuat, dan belajar bersama pemotong kayu lainnya. Atau meminta orang lain untuk mengasah gergaji.

Lupa untuk mengasah gergaji bisa memberikan perasaan kelelahan. Jika kita hanya menggergaji dan menyelinginya dengan istirahat, produktivitas tetap akan menurun. Kita tetap bekerja keras, namun tidak akan seproduktif dengan yang diperkirakan dengan keadaan gergaji yang sudah mulai tumpul.

Jika kita mengasah gergajinya dengan rutin, kita bisa bekerja secara produktif tanpa merasa kelelahan (karena jika menggunakan gergaji yang tumpul kita bisa merasa sangat kelelahan dalam memotong, gergajinya menjadi tidak efektif). Maka dari itu, adalah penting untuk tidak lupa mengasah gergaji.

Beristirahat dari pekerjaan sehari-dua hari memang bisa membantu, sedikit. Akan tetapi, mengikuti seminar, membaca buku yang inspirasional, atau berdiskusi aktif dengan seorang motivator mampu memberikan keuntungan yang lebih besar.

Pada umumnya, orang-orang akan tampak sangat termotivasi selama beberapa minggu setelah mengikuti seminar motivasi. Seminar memang bukan sarana untuk beristirahat yang pasif, itu adalah sebuah kegiatan yang aktif, tapi bisa memberikan peningkatan energi dan motivasi.

Inilah yang disebut dengan mengasah gergaji.

Bagaimana dengan mata gergaji kita? Keahlian, wawasan, pikiran, kesehatan tubuh, hubungan sosial, motivasi, komitmen, emosi, intuisi, dll. Kesemuanya masih tajam? Jika tidak, manakah yang tumpul, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengasahnya?
1. Memperbarui Aspek Mental – Intelektual
2. Memperbarui Aspek Mental – Spiritual
3. Memperbarui Aspek Mental - Emosional

Jadi  dengan kita berusaha untuk menggali semua potensi yang ada pada kita. Kita selalu terlibat dg pro aktif, menentukan tujuan yg pasti, memulai dari tujuan akhir/cita-cita, berpikir untuk menang dan menang, sinergi dg anggota tim. Maka akan terpadu menjadikan sebuah kemajuan. Tinggal kita selalu membuka diri, membuka wawasan, selalu belajar dan gali setiap potensi yang ada.

Kita asah pola pikir kita. Tua bukan berarti berhenti, istirahat berkarya. Muda jangan terlena karena merasa banyak waktu. Berkaryalah dan terus berkarya.

Jadilah orang yang bermanfaat sebanyak-banyaknya. Banyak-banyaklah melayani, memberi dan berbagi. Meringankan beban orang lain serta membahagiakan lebih banyak orang.”

Semoga dari 7 Serial Kebiasaan(7Habits), dapat menjadikan kebiasaan yg efektif. Dan menjadikan sesuatu yang baik.

Sumber : 7 Habits from Stephen Covey

Selasa, 27 September 2016

SERIAL 7 HABITS(7 Kebiasaan 6 : Sinergi )

Menuju kebiasaan ke 6 untuk membentuk pribadi berkwalitas adalah Sinergi. Intinya sinergi tercapai kalau ada dua orang atau lebih bekerjasama untuk menciptakan solusi yang lebih baik ketimbang kalau sendirian. Bukannya jalanmu atau jalan saya, melainkan jalan yang lebih baik, jalan yang lebih tinggi.
Sinergi adalah upah, buah lezat yang akan kita nikmati setelah kita lebih mahir dengan kebiasaan lainnya, terutama dengan kebiasaan menang/menang dan berusaha untuk mengerti terlebih dahulu. Belajar mewujudkan sinergi adalah seperti belajar membentuk formasi V dengan orang lain ketimbang berusaha menempuh perjalanan hidup sendirian. Kita akan lebih takjub betapa lebih cepat dan lebih jauh kita bisa terbang!.

Sinergi bukan Memanfaatkan perbedaan tetapi Mentolelir perbedaan.
Sedangkan Kerjasama adalah Bekerja masing-masing dari Keterbukaan fikiran.
Dan cara berfikir kita selalu benar.
Bagaimanakah menemukan cara-cara baru yang lebih baik dan kompromi dengan yang sudah ada

Hal yang perlu di lakukan, antara lain :
A. Memanfaatkan perbedaan
Sinergi tidak terjadi begitu saja. Itu adalah suatu proses. Kita harus sampai kesana. Dan landasan untuk sampai kesana adalah belajar untuk memanfaatkan perbedaan. Banyak keragaman di dunia ini bahkan kita diuntungkan dengan adanya keberagaman itu.
Ada 3 pendekatan yang mungkin bisa kita ambil:
Tingkat 1: hindari keragaman
Tingkat 2: tolelir keragaman
Tingkat 3: manfaatkan keragaman

1.      Profil tukang menghindar
Tukang menghindar itu takut (terkadang ketakutan setengah mati) akan adanya perbedaan. Mereka sangat terganggu kalau ada yang warna kulitnya beda, beribadah yang beda dan semua yang berbeda.
2.      Profil tukang mentolelir
Tukang mentolelir percaya bahwa semua orang punya hak untuk beda. Mereka tidak menghindari keragaman tetapi juga tidak merangkulnya. Moto mereka adalah “urus dirimu sendiri dan aku akan mengurus diriku sendiri. Jangan ganggu akudan aku tidak akan ganggu kamu”.
3.      Profil tukang memanfaatkan
Tukang memanfaatkan menghargai perbedaan. Mereka memandang perbedaan-perbedaan sebagai keuntungan, bukan kelemahan. Mereka menemukan bahwa dua orang yang cara berfikirnya beda bisa mencapai lebih banyak ide ketimbang dua orang yang cara berfikirnya sama.
Memanfaatkan keragaman adalah pergumulan bagi kebanyakan dari kita, tergantung pada apa personalnya. Umpamanya, mungkin kita menghargai keragaman rasial serta kebudayaan, namun menghina seseorang yang cara berfikirnya beda.

B. Kita semua adalah minoritas dari satu
Jauh lebih mudah untuk menghargai perbedaan-perbedaan kalau kita sadar bahwa dalam hal tertentu, kita adalah minoritas dari satu. Dan hendaknya kita ingat bahwa keragaman bukanlah sekedar soal lahiriah, melainkan juga batiniah. “Robert Fulghum bilang, “dalam benak kita. Kita semua beda satu sama lain, sebagaimana kita tampak bed adari luarnya. Bagaimana sih kita beda secara batiniah???
Kita belajar dengan cara yang berbeda. Seperti yang mungkin telah kita semua perhatikan, otak teman-teman atau adikmu tidaklah berfungsi sama seperti otakmu. Dr. Thomas Armsstrong telah mengidentifikasikan tujuh jenis kecerdasan dan mengatakan bahwa anak-anak bisa belajar paling baik lewat kecerdasannya yang paling dominan:
1.      KECERDASAN BAHASA: belajar lewat membaca, menulis, berbicara
2.      KECERDASAN LOGIKA-MATEMATIKA: belajar lewat logika, pola-pola, kategori, hubungan
3.      KECERDASAN JASMANI-KINESTETIK: belajar lewat indera, lewat sentuhan
4.      KECERDASAN RUANG: belajar lewat gambar-gambar
5.      KECERDASAN MUSIK: belajar lewat suara dan ritme
6.      KECERDASAN ANTAR-PRIBADI: belajar lewat interaksi dan komunikasi dengan orang lain
7.      KECERDASAN INTRAP-PRIBADI: belajar lewat perasaan sendiri
Kita memandang secara berbeda. Semua orang memandang dunia secara berbeda dan punya paradigma yang berbeda-beda tentang diri sendiri, orang lain, dan kehidupan pada umumnya.
Kita mempunyai gaya, ciri, dan karakteristik yang berbeda-beda. Maksudnya kita pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda.

C. Hambatan untuk memanfaatkan perbedaan-perbedaan
Walaupun banyak ada 3 hambatan utama dalam mewujudkan sunergi, yaitu ketidaktahuan, klik, dan prasangka.
1.      Ketidaktahuan
Ketidaktahuan artinya kita tidak tahu apa-apa. Kita tidak tahu apa yang diyakini orang lain, bagaimana perasaaan mereka, atau apa yang telah mereka alami. Ketidaktahuan seringkali terjadi dalam soal memahami orang cacat, dan orang bisu.
2.      Klik
Ingin bergaul sama orang-orang yang kamu sukai sih tidak ada salah-salahnya, kalau kelompok teman-temanmu jadi begitu eksekitif sehingga mulai menolak siapapun yang tidak seperti mereka, baru jadi masalah. Sulit menghargai perbedaan dalam klik yang tertutup. Mereka yang bukan anggota klik merasa sepeti warga kelas dua, dan mereka yang anggota klik sering kali sok. Jadi klik disini maksudnya merasa sudah pantas,
3.      Prasangka
Kita dilahirkan dengan prasangka. Prasangka itu dipelajari. Anak-anak, umpamanyasebenarnya buta warna. Tetapi semakin besar, mereka mulai meniru pransangka dan membentuk dinding sendiri.

D. Mewujudkan sinergi
Berikut adalah proses lima langkah sederhana untuk bisa mencapai sinergi
1.      Definisikan masalah atau peluangnya
2.      Jalan mereka
3.      Jalan saya
4.      Urun rembuk
Dengan memperhatikan hal diatas, kita akan bisa mendapatkan peluang yg lebih baik dari sinergi yg kita jalani bersama-sama.

Sumber : 7 Habits from Stephen Covey

Sabtu, 24 September 2016

SERIAL 7HABITS( 7 Kebiasaan 5 : Berusaha Memahami Dahulu Orang Lain, Baru Kita Bisa Dipahami Orang Lain )

Setiap manusia memiliki suatu keinginan terpendam di lubuk hatinya yang terdalam agar bisa dimengerti oleh setiap orang. Rasa ingin dimengerti ini menyangkut seluruh tindakan dan pemikiran yang dimilikinya. Setiap orang memiliki persepsi masing-masing terhadap dunia, sehingga setiap orang akan memiliki perbedaan pemikiran yang kadang tidak bisa dimengerti oleh orang lain.

Dalam memahami perasaan orang lain, kita perlu menjadi seorang pendengar yang baik. Akan tetapi, seringkali kita tidak mendengarkan dengan baik. Ada lima gaya mendengarkan yang buruk, antara lain :

1.        Mengawang-awang, gaya mendengarkan dimana seseorang yang sedang terlibat pembicaraan melamun (mengawang-awang) sehingga tidak mendengarkan sama sekali apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya.

2.        Pura-pura mendengarkan, gaya seorang pendengar yang hampir tidak mengacuhkan apa yang dikatakan lawan bicaranya dan membalas dengan tidak peduli.

3.        Mendengarkan secara selektif, gaya seseorang yang hanya mendengarkan apa yang ingin dia dengarkan dan menanggapi hanya bagian apa yang dia perhatikan tersebut.

4.        Mendengarkan kata per kata, yaitu gaya mendengarkan seseorang tepat seperti apa yang lawan bicaranya katakan, tanpa memperhatikan bahasa tubuh atau nada perasaan yang sebenarnya mempunyai arti berbeda.

5.        Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri, yaitu gaya mendengarkan dengan menuruti keinginan sendiri dan tidak berusaha memahami apa yang ingin disampaikan lawan bicara. Gaya ini seringkali malah menimbulkan perasaan yang tidak nyaman kepada lawan bicara. Gaya bicara ini biasanya ditandai dengan beberapa sikap, yaitu menghakimi secara sepihak, menasihati dan menggali tentang keadaan lawan bicara. Hal ini sudah jelas sangat tidak menyenangkan bagi lawan bicara.

Apabila kita menunjukkan sikap seperti di atas, dijamin orang yang berbicara dengan kita akan merasa tidak diperhatikan. Teknik mendengarkan yang baik adalah dengan mendengarkan dengan tulus, antara lain :

1.        Dengarkan dengan telinga, mata dan hati. Seseorang dalam menyampaikan sesuatu sesungguhnya tidak hanya lewat kata-kata. Kita hanya dapat menangkap sekitar 4% maksud seseorang melalui kata-kata. Akan tetapi kita dapat memahami sebanyak 40% dari nada perasaannya bahkan sebanyak 53% dari memperhatikan bahasa tubuhnya. Oleh karena itu, untuk memahami orang lain dengan lebih baik, pahamilah percakapan melalui telinga, mata dan hati kita.

2.        Selami perasaan mereka. Setiap dari kita memandang dunia melalui kacamata yang berbeda. Apabila kamu memakai kacamata berwarna biru dan temanmu memakai kacamata berwarna merah, pasti dia akan mengatakan bahwa air danau itu berwarna merah. Begitu pula sebaliknya kamu pasti akan mengatakan bahwa air danau berwarna biru sesuai dengan kacamatamu. Begitulah keadaan kita. Untuk memahami orang lain, kita perlu menyamakan warna kacamata kita seperti miliknya. Dengan mencoba memahami sudut pandang mereka, kita pasti akan tahu pemikiran seperti apa yang dimilikinya dan akhirnya kita akan memahami orang lain lebih baik.

3.        Bersikap seperti cermin. Ini adalah cara yang mengulangi kata-kata yang diucapkan orang dengan kata-kata kita sendiri. Cara ini akan menyebabkan lawan bicara kita merasa diperhatikan saat berbicara, sehingga dia akan membuka diri kepada kita. bersikap seperti cermin bukan mengulang kata-kata persis seperti apa yang diucapkan orang lain, akan tetapi mengulang dengan kata-kata kita sendiri sesuai dengan apa yang kita tangkap.
Contoh percakapan :

“Kamu tidak boleh keluar malam ini dengan teman-temanmu”, kata Ayah.

Apabila kamu bersikap biasa, mungkin kamu akan mengatakan, “Ayah tidak adil, padahal aku sudah mengikuti keinginan Ayah selama ini”, atau kata-kata lain. Di saat inilah kita perlu bersikap seperti cermin, ulangi kata-katanya dengan kata-katamu.

“Ayah sedang kesal ya?”

“Tentu saja Ayah kesal. Nilai-nilaimu menurun selama semester ini, padahal Ayah selalu memenuhi apapun permintaanmu.”

“Ayah mengkhawatirkan aku ya?”

“Iya lah, Ayah tidak mau kamu gagal masuk Universitas. Jangan seperti Ayah yang tidak bisa sekolah sehingga harus bersusah payah mencari uang seperti sekarang"

“Ayah sangat memperhatikan masa depanku ya,?”

“Tentu saja. Kamu juga seharusnya memperhatikannya lebih baik. Sepertinya tidak apa-apa kalau kamu keluar malam ini, asalkan kamu berjanji nilai-nilaimu akan naik kembali.

Mungkin tidak sesederhana itu, tetapi biasanya begitu. Dengan berlaku seperti cermin, lawan bicara akan merasa dihargai dan diperhatikan, sehingga dia akan merasa tidak terlalu buruk apabila membiarkan kita melakukan apa yang kita inginkan.

Bersikap seperti cermin tidak harus dilakukan setiap saat, karena akan menghabiskan waktu kita. Sebaiknya sikap ini dilakukan apabila kita sedang benar-benar akan mendengarkan perasaan lawan bicara kita yang menghadapi masalah berat. Sikap ini tidak diperlukan apabila hanya percakapn ringan atau percakapan sehari-hari.

Dengan memahami perasaan lawan bicara kita, orang tersebut secara tidak sadar akan membuka hatinya untuk mendengarkan apa yang akan kita katakan. Apabila lawan bicara belum merasa dipahami, akan sulit baginya membuka diri dan menerima apa yang akan kita katakan. Dengan memahami lawan bicara terlebih dahulu, kita akan mendapatkan kepercayaan yang lebih dari orang tersebut.

Hanya berusaha memahami orang lain baru setengah dari kebiasaan 5 ini. Setengah selanjutnya adalah Berusaha Untuk Dipahami. Diperlukan keberanian untuk berbicara di depan umum, akan tetapi diperlukan keberanian yang lebih besar untuk berbicara secara umum. Apabila kita sudah bisa memahami lawan bicara kita, tentu kita ingin agar apa yang kita katakan bisa didengarkan oleh orang lain. Akan tetapi ada 2 syarat agar perkataan kita bisa dipahami oleh orang lain. Yang pertama adalah apakah perkataan kita dapat memberikan manfaat bagi dan feedback bagi lawan bicara kita. Sedangkan yang kedua adalah sampaikan dari sudut pandang “saya”, bukan malah mengatakan “kamu”, sehingga akan memberikan gambaran bahwa apa yang kita katakan berasal dari pikiran kita dan tidak semata-mata menghakimi lawan bicara kita.

Disadur dari : Buku  7 Habits from Stephen Covey

Sabtu, 17 September 2016

SERIAL 7 HABITS(7 Kebiasaan, Kebiasaan 4 : Berpikir Menang-Menang )

Mengulas kembali, bahwa untuk menjadi efektif kita harus menjadikan kebiasaan kita menjadi lebih baik. Hal tsb diawali dari 3 kebiasaan sebelumnya yaitu :
1. Menjadi Pribadi Pro Aktif
2. Mulai dari Tujuan Akhir
3. Mendahulukan yang Utama

Dari ketiga hal tsb diatas, bagaimana kita tetap menjadi unggul dan terdepan. Maka dari itu kita harus belajar menjadi pemenang. Dan Kebiasaan ke-4 adalah Berpikir Menang-Menang.

Berpikir menang – menang adalah suatu karakter. Bisa dibentuk, menjadi kebiasaan dan dasar dari segala hubungan yang berhasil. Kita mendapatkan apa yang kita inginkan demikian pula orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan. Jika hanya salah satu pihak yang mendapatkan manfaat maka hubungan itu akan berlangsung singkat dan pada akhirnya akan berakhir. Tidak ada hubungan jangka panjang dalam situasi menang – kalah. Demikian pula dalam hubungan kalah – kalah, masing – masing pihak tidak mendapatkan apa yang di-inginkan-nya. Tetapi, tidak semua hubungan harus berdasarkan prinsip win – win solution.
Win win solution

TENTANG BERPIKIR MENANG – MENANG

Menang – menang adalah suatu kondisi dimana pihak – pihak yang terlibat merasa senang dan puas karena mendapatkan manfaat dari hubungan yang terjadi.  Bisa saja antara anda dengan klien anda, anda dengan supplier anda, anda dengan pasangan anda atau anda dengan atasan anda. Hubungan dengan dasar ini pasti bertahan lama karena tidak ada yang merasa dirugikan.  Masing-masing pihak membawa nuansa koperatif bukan kompetitif, mencari persamaan bukan perbedaan, mengedepankan solusi dan mengecilkan masalah. Win win Solution kedengarannnya idealis namun tidak realitisis.  Tidak semua situasi yang kita hadapi harus berprinsip saling menguntungkan. Contoh, disaat kita sedang bertanding olah raga, tim kita harus menang atau kalah. Tidak ada skor sama karena dalam pertandingan, harus ada pemenang. Jika kita bekerja sebagai kepala di sebuah kantor cabang , kita harus bersaing dengan kepala kantor cabang kota lainnya untuk mendapatkan promosi jabatan. Jika kita sedang mengajarkan anak untuk bersikap disiplin maka kita harus berada di sikap menang – kalah. Jika anak dalam bahaya, kita mungkin kurang peduli dengan keadaan dan situasi orang lain, menyelamatkannya adalah kepentingan tertinggi.
Sehingga hakekatnya saya menang – anda menang adalah suatu alternatif, sebuah pilihan situasi yang harus diusahakan sebisa mungkin. Jika tidak tercapai kesepakatan yang saling menguntungkan maka pilihannya adalah:
  1. Saya menang dan anda kalah
  2. Saya kalah dan anda menang
  3. Saya kalah demikian juga dengan anda (kalah)
  4. Hubungan ini tidak bisa dilanjutkan lagi !
Menang – Kalah tidak tepat karena, walaupun kita kelihatan sebagai pemenang dalam suatu pertandingan namun akan timbul dilemas dengan kita, perasaan kita, sikap orang lain kepada kita dan hubungan kita menjadi terpengaruh. Sebagai contoh, jika saya seorang pemasok untuk perusahaan anda, dan saya menang dalam hal persyaratan saya dalam negosiasi tertentu, saya mungkin mendapatkan apa yang saya kehendaki sekarang. Namun, apakah orang yang kalah akan datang kepada saya lagi ? kemenangan jangka pendek itu sebenarnya akan menjadi kekalahan jangka panjang jika saya tidak memperoleh bisnis lagi dengan orang tsb. Jadi, Menang/kalah dalam kesalingtergantungan sebenarnya adalah kalah-kalah secara jangka panjang.
Sebaliknya jika kita mengalahkan orang lain menang, kita mungkin kelihatannya memperoleh apa yang kita kehendaki sekarang. Namun, bagaimana jika kekalahan menimpa pada kita. Maka tentunya akan mempengaruhi sikap kita tentang kerja sama dengan teman yg lain. Kita mungkin tidak merasa antusias untuk menenangkan diri. Kita mungkin membawa bekas-bekas kekesalan ke dalam negosiasi apa pun di masa yang akan datang. Sikap kita terhadap perusahaan yang menang mungkin menyebar karena saya selalu mengungkap masa lalu tentang kekalahan dan kesalahan. Jadi kita pun kembali masuk ke kondisi kalah-kalah lagi.

Berpikir menang - kalahKetika tidak tercapai win–win solution, maka pilihan kita hanya ada dua: win-lose solution atau tidak sama sekali.
Tidak sama sekali pada dasarnya berarti bahwa jika kita tidak dapat memperoleh solusi yang akan menguntungkan kita berdua, kita sepakat untuk tidak sepakat. Tidak ada kontrak kerja, tidak ada harapan yang tercipta dan tidak ada kewajiban bagi masing-masing pihak. Saya tidak mempekerjakan anda atau kita tidak menerima pekerjaan tertentu karena nilai – nilai kita dan tujuan kita berlawanan. Akan lebih baik jika kita menyadari ini di muka dan bukannya belakangan ketika harapan sudah terbentuk dan kedua belah pihak kecewa.
Ketika tidak sama sekali menjadi pilihan kita bersama, kita merasa bebas karena tidak perlu memanipulasi orang lain, untuk memaksakan agenda anda, untuk mendesakkan apa yang anda inginkan. Anda dapat terbuka. Anda dapat benar-benar berusaha mengerti akar masalah yang mendasari posisi tertentu.

CARA BERPIKIR MENANG - MENANG

Hanya orang yang memiliki integritas, kedewasaan karakter dan mental kelimpahan saja yang bisa menerapkan solusi saling menang. Tanpa Integritas, orang akan merasakan sikap bermuka dua dan mereka pun menjadi berhati-hati ketika berhubungan dengan kita. Tanpa ada dasar kepercayaan, maka mereka merasa dirinya dimanipulasi oleh teknik berkomunikasi kita.
Integritas adalah nilai – nilai yang kita percayai dan kita laksanakan setiap hari. Integritas adalah berjanji dan menepatinya. Integritas adalah kesesuaian antara perkataan dengan tingkah laku kita. Memiliki integritas berarti mengetahui letak kekuatan dan kelemahan diri.
Kedewasaan karakter adalah keseimbangan antara keberanian dan toleransi. Jika seseorang dapat mengekspresikan perasaan dan keyakinannya dengan keberanian yang diimbangi dengan pertimbangan akan perasaan dan keyakinan orang lain, maka ia sudah memiliki karakter yang dewasa, khususnya jika persoalannya sangat penting bagi kedua belah pihak.  Berpikir menang – menang adalah perwujudan dari keberanian dan toleransi yang seimbang.
Jika kita berani namun tidak memiliki toleransi maka kita akan berpikir menang – kalah dalam setiap hubungan. Kita akan kuat dan memaksakan ego. Kita akan bertahan pada keyakinan sendiri dengan tidak memperdulikan orang lain.

Jika kita mengedepankan toleransi daripada keberanian , maka kita akan memilih sikap kalah-menang.
Jika kita memiliki keberanian dan toleransi yang seimbang, kita akan mencoba memahami dan menyampaikan harapan dan keinginan supaya win-win solution bisa tercapai.
Kebanyakan orang hidup dalam mentalitas kelangkaan, bukan mentalitas kelimpahan. Mereka melihat bahwa hidup hanya memiliki sedemikian saja, seolah hanya ada satu kue di luar sana. Dan jika kita ingin mendapatkan potongan yang besar, maka orang lain harus mendapatkan sedikit bagian. Mentalitas kelangkaan adalah paradigma hidup zero-sum (pertambahan pada yang satu berarti pengurangan pada yang lain).
Orang dengan mental demikian akan sulit memberi penghargaan, kekuasaan, atau keuntungan kepada orang lain. Mereka sulit sekali menjadi benar-benar bahagia atas keberhasilan orang lain dan tidak move on. Seolah – olah “sesuatu” dari dalam dirinya direbut ketika orang lain menerima pengakuan khusus atas  keberhasilan. Nilai diri mereka diperoleh melalui perbandingan dan keberhasilan orang lain adalah kegagalan mereka.
Sering kali, orang dengan mental ini menyembunyikan harapan agar orang lain menderita kemalangan. Mereka selalu membandingkan, selalu bersaing. Mereka mengerahkan energi mereka untuk memiliki benda-benda supaya merasa berharga. Meraka ingin agar orang lain menjadi seperti yang mereka inginkan. Mereka sering ingin menciptakan tiruan orang-orang itu, dan mereka mengelilingi diri mereka dengan orang-orang yang patuh, yang tidak menentang mereka, orang – orang yang lebih lemah dari mereka.

Mari kita berusaha untuk mencapai solusi menang – menang dalam setiap hubungan dengan orang lain karena itulah satu-satunya bentuk hubungan yang dapat diterima dan mampu bertahan dalam segala situasi. Mengalah supaya orang lain menang atau menang supaya orang lain kalah hanya akan berakhir dengan kekecewaan, tekanan dan pemutusan hubungan. Jika tidak ada solusi yang berakhir dengan kemenangan kedua belah pihak, maka pilihan yang harus anda ambil adalah “Tidak sama sekali.”
Dengan tidak sama sekali sebagai pilihan, anda dapat dengan jujur berkata, “Saya hanya ingin win win solution. Saya ingin menang dan saya juga ingin dapat menikmati sebuah kemenangan. Saya tidak mau mendapatkan apa yang saya inginkan dan membuat anda merasa tidak enak, karena pada akhirnya hal ini akan muncul ke permukaan dan menimbulkan penarikan diri. Sebaliknya, saya rasa anda tidak akan merasa senang jika anda mendapatkan apa yang anda inginkan sementara saya menyerah.
Jadi mari kita berusaha untuk sama – sama mendapatkan keuntungan dari hubungan ini.  Dan jika kita tidak mendapatkan solusi menang – menang, kita sepakat bahwa kita tidak akan mengadakan transaksi sama sekali. Akan lebih baik untuk tidak mengadakan kontrak kerja daripada menjalani keputusan yang tidak benar untuk kita berdua. Saat ini kita masih belum jodoh, mungkin lain waktu.”

Sumber : Disadur dari  7 Habits from Stephen Covey

Senin, 12 September 2016

SERIAL 7 HABITS( 7 Kebiasaan, Kebiasaan 3 : Mendahulukan Yang Utama )

Melanjutkan 7 Habits.
Setelah kebiasaan 1, Menjadi Pro Aktif dan kebiasaan 2, Mulai dengan Tujuan Akhir.
Mari kita ulas kebiasaan 3 yaitu Mendahulukan Yang Utama

Mendahulukan yang utama merupakan cara kita untuk mengelola diri dalam kehidupan sehari-hari

"Yang penting adalah menjaga agar yang penting tetap penting" ( Sethepen R Covey )

Untuk setiap tindakan kita hal-hal yang paling pentung jangan sampai dikalahkan oleh hal-hal yang sepele. Jika ada satu hal yang belum pernah kita lakukan sebelumnya, dan jika ini kita lakukan secara teratur, akan menciptakan perbedaan yg signifikan yg positif dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi kita.

Kita harus mencoba untuk fokus pada prioritas utama, tentang hal yang akan kita lakukan. Kita harus mampu mengidentifikasi aktivitas kita setiap harian, mingguan atau bulanan.
Kita mencoba untuk melatih diri dengan membagi pekerjaan tsb menjadi 2 bagian, yaitu Penting dan Tidak Penting.
Bagian Penting, itu termasuk dlm Quadrant 1 dan Quadran 2.

Mari kita urai satu persatu.
Quadrant 1
Dalam Quadrant 1 yang merupakan bagian yang penting dan mendesak. Sehingga hal tsb merupakan sebuah keharusn yg segera dikerjakan, tidak bisa ditunda dan harus diselesaikan. Dari hal itu kenapa penting karena yang kita lakukan mencerminkan misi dan sasaran prioritas utama dari tujuan kita.
Quadrant 2
Dalam Quadrant 2 merupakan tidakan yang penting tp tidak mendesak. Sehingga diperlukan tindakan yg efektif untuk menyelesaikannya. Dari efektifitas tsb kita perlu mengedepankan pro aktif, berpikir kreatif, merencanakan dan pencegahan untuk membangun dalam pembaruan diri.

Sedangkan bagian Tidak Penting, masuk dalam Quadrant 3 dan Quadrant 4

Qudrant 3
Dalam Quadrant 3 ini adalah kegiatan yang sering kita lakukan namun cenderung mengganggu kemajuan kita.
Ambil contoh kita sering melakukan interupsi, protes, seolah-olah memberi saran. Tetapi dr semua itu kita tidak memberikan solusi, tidak mau menerima masukan orang lain dan tidak mau beraksi dari interupsi atau protesnya.
Quadrant 4
Quadrant 4 kegiatan yang tidak penting dan berujung sia-sia. Misalnya kita dalam sedikit kesempatan istirahat tetapi dipakai belanja yg gak perlu, menonton televisi, bermain yg berlebihan.

Dari hal tsb diatas, jangan sampai hal yg kita lakukan akan menjadi sia-sia. Jadi kita harus berusahan untuk menyusun program yg penting dan mendesak agar kegiatan tsb berjalan efektif. Jangan sampai kita melakukan kegiatan yg mengganggu dan berakhir sia-sia, yang akhirnya tujuan kita tidak tercapai.

Agar kita mampu mengelola tujuan yg utama, hal yg perlu kita lakukan antara lain:
1. Mencurahkan waktu untuk kegiatan yang penting
2. Fokus pd kegiatan yg utama
3. Menghilangkan hal yg tidak penting
4. Membuat rencana harian, mingguan dan bulanan
5. Ketegasan dalam memilih

Setelah mengelola setiap tujuan yg ada. Agar hal tsb berjalan dengan baik, maka kita perlu buat rencana yg terjadwal.
Kita buat rencana mingguan yang berkesinambungan agar misi,visi dan tujuan kita menjadi fokus.
Menata atau menjadwal ulang hal-hal yang penting terlebih dahulu, daripada hal yg sepele.
Dengan demikian kita akan berada terdepan diantara yg lain. Dan hal ini akan menjadi kemenangam pribadi. Kita bisa melihat tujuan yg ingin, kita melakukan atau mengerjakan agar fokus. Dan kita akan mendapatkan hasilnya.
Dari kemenangan pribadi tsb akan menjadi cermin kemenangan kita di hadapan publik. Dengan kita menjadi bagian dari masyarakat banyak, kita akan menjadi rule model. Diharapkan semakin bijak dalam bersikap, emosi yg stabil, kita akan memahami orang lain, menetapkan sasaran yg jelas dan berjiwa besar(pemaaf).
Dalam hubungan dengan manusia lain,hal-hal kecil adalah bagian dari hal besar.

Disadur dari : 7 Habits from Sthepen Covey

Minggu, 11 September 2016

SERIAL 7 HABITS (7 Kebiasaan, Kebiasaan 2: Mulai dari Tujuan Akhir )

Setelah kebiasaan 1 yaitu Pro Aktif. Berikut akan saya sampaikan kebiasaan 2 yaitu kita mulai dari tujuan akhir. Tujuan akhir disini adalah cita-cita. Artinya agar hidup kita lebih baik kita harus menetapkan tujuan terlebih dahulu. Ini agar kita punya fokus yang jelas.

Sehingga, ketika kita sudah memiliki fokus tanpa disadari segenap potensi yang kita miliki akan tercurah pada tujuan tersebut. Tubuh kita, tenaga kita, pikiran kita dan hati kita akan bergerak dengan langkah pasti dan meyakinkan untuk meraih tujuan tersebut.

Kekuatan impian

Sesungguhnya nilai dari suatu perbuatan tergantung dari niat yang dimiliki. Niat disini bukanlah sekadar maksud untuk apa kita melakukan, itu barulah tahapan atau level niat yang paling rendah. Niat sesungguhnya memiliki makna yang lebih luas lagi. Itulah yang harus kita sadari, bahwa niat bukan sekedar maksud, niat adalah motivasi, niat adalah tujuan, dan niat adalah impian, niat adalah cita-cita, niat adalah hasil akhir yang kita inginkan.

Untuk itu bila dalam melakukan suatu pekerjaan tidak cukup dengan memasang niat ala kadarnya lalu kita bilang pada diri sendiri ” ah… yang penting niat kita baik”. Ya, bisa jadi niat kita baik tetapi kalau niat kita pendek dan tidak jelas, sejelas-jelasnya. Maka tanpa kita sadari kita tidak akan optimal dalam mengeluarkan potensi kita, semangat kita menurun sehingga hasil akhirnya bisa ditebak, tidak maksimal.

Kita harus menyadari, bahwa dalam hidup, kita perlu dan bahkan harus memiliki impian. Ini agar kita memiliki hidup yang bermakna, bukan hidup yang hanya sekedarnya saja. Karena impian akan memimpin kita bergerak kearah yang benar, bukan kearah yang salah. Impian dapat menjadi sumber energi yang ruaaarrr biasaa. Karena akan membuat kita mencurahkan semua potensi kita dengan benar.

Namun dalam menetapkan impian, kita harus tahu impian yang bagaimana yang akan membuat kita termotivasi untuk meraihnya dan impian mana yang membuat diri kita akhirnya malas untuk berusaha menggapainya. Karena jika salah dalam membuat impian, walaupun pada awalnya kelihatan baik danhebat, akan menyebabkan kita sulit untuk meraihnya. Orang yang memiliki impian yang sama, namun tidak lengkap dan salah dalam merangkainya bisa menentukan mana yang akan berhasil meraihnya dan mana yang tidak.

Impian akan memimpin kita
bergerak ke arah yang benar,
bukan ke arah yang salah.
Impian dapat menjadi sumber energi
yang luaaarrr biasaa.
Karena akan membuat kita
mencurahkan semua potensi kita dengan benar.

Impian itu harus S.M.A.R.T

Banyak teori-teori yang dikemukakan tentang bagaimana membuat impian yang baik. Namun dari semua rumus yang ada, saya lebih suka menggunakan rumus SMART.
Jika kita membuat impian, buatlah impian yang SMART atau kita tidak akan bersemangat untuk meraihnya. Atau kalaupun kita bersemangat untuk bergerak tetapi gerakan kita bisa jadi kearah yang tidak benar.

Apa itu SMART? tak lain adalah kependekan dari Spesific, Measurable, Achievable (atau bagi sebagian yang lain adalah Anthusiasable), Realistic atau Result oriented dan yang terakhir ialah Timing. Baiklah, untuk lebih jelasnya kita akan bahas ini satu persatu.

Spesifik. Artinya jelas.
Jika Anda membuat impian buatlah impian yang spesifik. Baik itu untuk impian jangka pendek maupun impian jangka panjang Anda. Jangan membuat impian yang tidak jelas walaupun kelihatannya hebat namun masih biasa dan bersifat umum (dalam bahasa Jawa disebut masih grambyang.) Impian kita harus jelas dan spesifik atau kita sulit untuk meraihnya karena secara tidak disadaripikiran bawah sadar kita tidak tertarik untuk meraihnya karena membingungkan.

Tubuh kita sesungguhnya digerakkan  oleh pikiran dan kita memiliki 2  jenis pikiran yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Pikiran sadar sudah jelas bekerja dengan kesadaran atau disaat kita dalam kondisi sadar kita bisa mengaturnya seketika. Sedangkan pikiran bawah sadar bekerja secara terus menerus bahkan disaat kita tidurpun akan tetap bekerja dan sesungguhnya pikiran bawah sadar itu bersifat sangat-sangat sadar dan lebih kuat dari pikiran sadar kita. Pikiran bawah sadar mengontrol gerakan otomatis tubuh kita sebanyak 88% sedangkan pikiran sadar hanya mengontrol gerakan manual dari tubuh kita yang hanya 12%.

Saya akan coba jelaskan hal di atas dengan contoh. Jika kita ingin bangun pagi, sebenarnya  kita bisa bangun jam berapapun tanpa harus menyalakan jam weker. Caranya adalah dengan memberi perintah pada diri sendiri sebelum kita memejamkan mata dan tertidur. Katakan saja dengan tegas dan penuh keyakinan pada diri kita ” Saya ingin bangun jam 3.30 subuh ”. Maka pada pada saat kita tidur pikiran bawah sadar kita akan menjaga instruksi tersebutsehingga pada waktu sekitar jam 3.30 pagi kita akan terbangun karena pikiran bawah sadar kita yang membangunkan kita.

Tetapi kalau kita memberi perintah yang tidak jelas atau tidak spesifik seperti misalnya ” saya ingin bangun besok pagi-pagi sekali”. Pikiran bawah sadar kita akan bingung menerjemahkan makna pagi-pagi sekali seperti yang diinginkan pikiran sadar kita sebelum tidur. Akibatnya ada dua kemungkinan. Kemungkinannya yang pertama kita akan sering bangun tengah malam hingga subuh, jam 1  kita bangun ketika kita sadar bukan ini yang kita inginkan kita  tidur lagi nanti jam 2  kita bangun lagi lalu tidur lagi lalu bangun  lagi jam setengah 3, dan  akhirnya kita malah bangun dengan kondisi capek karena tidur kita tidak nyenyak. Kemungkinan yang kedua, pikiran bawah sadar kita bisa menganggap perintah kita tidak jelas dan mengabaikan instruksi sehingga kita malah bangunnya kesiangan. Begitulah pikiran bawah sadar kita bekerja.

Jadi dalam membuat impianpun kita harus spesifik. Saya tidak setuju bila ada orang yang bila ditanya ”Anda cita-citanya ingin jadi apa?” dia menjawab ”ingin jadi orang sukses” ini cita cita yang akan sulit di intepretesikan sehingga membuat kita sulit meraihnya dan akhirnya menjadi tidak semangat dalam mewujudkannya walau pun dengan tambahan ”sukses dunia akhirat”. Kita harus spesifikkan lagi  misalnya menjadi pengusaha, bahkan itupun kurang spesifik bisa dikhususkan lagi dengan menjadi pengusaha toko komputer, menjadi penulis buku motivasi, menjadi kepala rumah sakit dan lain-lain. Ini agar kita dapat menyusun strategi pencapaiannya dengan jelas dan agar pikiran bawah sadar kita membantu menggerakkan potensi yang kita miliki dengan optimal.

Measurable. Artinya terukur.
Ukuran ini penting sebagai parameter kesuksesan kita. Bagaimana kita akan tahu bahwa kita sudah sukses atau belum bila kita tidak punya ukuran kesuksesan kita sendiri. Setiap orang ukuran kesuksesannya pastilah berbeda-beda tetapi harus ada dan harus jelas.

Contoh :
cita cita yang terukur adalah proposal proyek yang kita kerjakan harus selai jam 13.00 siang. Memiliki usaha dengan 10 orang karyawan dan omset minimal 2 juta rupiah perhari. Dan lain-lain.

Dengan memiliki ukuran maka patokan kesuksesan kita akan jelas. Jika kita belum mendapatkan hasil seperti standar yang telah kita buat sendiri maka kita akan terpacu untuk bekerja lebih giat lagi. Selagi hasilnya tidak seperti yang kita harapkan maka kita tidak akan berhenti bekerja.

Bila kita tidak menetukan ukuran, maka tubuh dan pikiran kita bisa menjadi bingung. Bisa jadi kita akan terus bekerja tetapi kita tidak pernah merasa sukses. Lama kelamaan kita menjadi malas dan putus asa karena kita merasa ”kok nggak sukses-sukses ya?”. Atau kita malah menjadi lebih cepat berhenti karena sudah merasa sukses artinya cepat merasa puas. Baru mendapatkan hasil sedikit saja kita sudah merasa berhasil padahal mungkin belum seberapa potensi yang kita keluarkan.

Bagaimana bila target kita sudah tercapai? Buatlah target baru yang lebih menantang lagi agar kita lebih antusias untuk tetap bekerja dan berkarya. Selalu demikian, maka sukses demi sukses akan kita raih.

Anthusiasable untuk mengganti kata Achievable. Hal ini juga baik menurut saya karena cita-cita haruslah membuat kita antusias dalam mencapainya. Dengan antusias berarti semangat kita akan semangat dan kerja kita akan optimal. Saya suka memakai kedua-duanya. Achievable dan Anthusiasable. Dan memang, banyak penemuan-penemuan yang ada saat ini dulunya kebanyakan orang berfikir tidak achievable, sulit untuk dijangkau, tetapi kenyataannya bisa dan ada yang membuktikannya.

 Realistic. Artinya masuk akal. Jangan membuat impian yang tidak masuk akal. Artinya tidak mungkin bisa di capai. Seperti ingin mengawin silangkan ayam dengan kambing. Jelas tidak akan mungkin bisa karena melanggar hukum alam. Memang televisi, telpon genggam dulunya adalah hal yang  tidak realistis bagi kebanyakan orang. Tapi sesungguhnya adalah hal yang realistis bagi orang yang mengetahui dasar-dasarnya, sehingga mereka memiliki semacam intuisi bahwa ini pasti bisa di wujudkan. Jika kita memiliki dasar semacam itu sehingga seperti melihat jalannya yang pasti. Bolehlah kita membuat impian yang tidak realistis bagi kebanyakan orang tetapi realistis bagi kita. Karena mungkin kita berbakat menjadi seorang penemu. Tetapi ingat! Jangan mengada-ada atau kita akan melakukan hal yang sia-sia. Kita harus juga Result Oriented. Berfikirlah tentang hasil yang akan dicapai.

Timing. Maksudnya disini adalah tentukan waktunya.
Kapan impian kita harus tercapai? Tahun berapa? Saat kita umur berapa? Dengan menentukan timing berarti kita membuat deadline, batasan untuk mencapainya. Harapannya dengan membuat deadline kita akan menjadi lebih mudah dalam mengatur strategi.
Contoh:
lingkungan RW kita ingin menjadi yang terbaik di kabupaten pada tahun 2018, maka dari situ kita bisa membuat strategi turunan pada tahun 2016 menjadi yang terbaik di  dulu di tingkat Kelurahan. Dan kemudian tahun 2017 menjadi yang terbaik di tingkat Kecamatan.

Keuntungan lainnya bila kita menentukan timing adalah kita menjadi sadar akan waktu dan selalu berlomba-lomba dengan waktu. Semakin dekat waktunya kita semakin akan terpepet dan menjadi kepepet. Harapannya menjadi semakin terpacu. Bila sudah kepepet kita bisa mengeluarkan segenap kemampuan kita.

S = Spesifik
M = Measurable
A = Achievable/Anthusiasable
R = Realictic
T = Timing

Sumber : Disadur dari 7 Habits from Steven Covey

Sabtu, 10 September 2016

SERIAL 7 HABITS (7 Kebiasaan, Kebiasaan 1 : Menjadi Pribadi Pro Aktif )

Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, merupakan ciptaan yang sempurna. Dan merupakan mahkluk yg diciptakan menjadi sosok pemenang.
Namun pemenang bukan sebagai penguasa yg tirani dan semaunya sendiri. Yang semua itu berawal dari sebuah cita-cita, gagasan, ide, harapan dan keinginan. Namun jika semua itu tidak ditata dan diasah akan menjadi sia-sia.

Mari kita kupas satu persatu dari kebiasaan kita, agar menjadi pribadi yang unggul dari sisi jasmani dan rohani. Seimbang dengan dunia dan akhirat.

Kebiasaan 1 : Menjadi sosok Pro Aktif
" Manusia bisa bahagia bisa tidak bahagia adalah tergantung pilihannya sendiri. "(ABRAHAM LINCOLN, Presiden Amerika Serikat)

Jadilah Proaktif, adalah kunci untuk membuka segala kebiasaan lainnya, dan itu sebabnya menjadi kebiasaan nomor 1. Kebiasaan Pro Aktif berusaha menjadi pangkal perubahan yang lebih baik, "Akulah sumber pendorong diriku sendiri. Akulah kapten hidupku. Aku bisa memilih sikap. Akulah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan atau pun ketidak - bahagiaanku sendiri. Akulah yang duduk di kursi pengemudi menuju  takdirku, bukannya penumpang".

Bersikap proaktif adalah langkah pertama menuju tercapainya kemenangan pribadi. Semua jadi tidak mungkin bila Kamu belum mampu mengendalikan hidupmu !!! 

Bersikap Proaktif atau Reaktif ????

Setiap harinya kita punya 100 peluang untuk memilih bersikap proaktif atau reaktif. Teman-teman yang kita anggap baik, bisa saja membicarakan hal yang buruk mengenai diri kita, guru yang cerewet, teman yang pelit, cuaca yang mendung, tugas yang menumpuk, kita bisa saja gagal dalam ujian. Jadi, apa yang akan kita lakukan? Apakah kita memilih untuk bersikap proaktif atau reaktif?

Orang yang reaktif membuat pilihannya berdasarkan dorongan hati. Mereka bertindak tidak berpikir dahulu apa akibat yang akan ditimbulkan kedepannya. Apakah akan menyelesaikan masalah? Atau malah akan menambah masalah? Mereka hanya mengikuti kehendak hatinya. Orang yang reaktif akan meledak-ledak mengedepankan emosional belaka. Begitu juga mereka, jika kehidupan mengguncangnya, tekanan mereka akan menumpuk, dan lalu akan meledak. 

Sedangkan, orang yang Proaktif bertindak sebaliknya. Orang yang proaktif akan membuat pilihannya berdasarkan nilai-nilai. Orang yg Pro Aktif akan berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Akan mempertimbangkan hal-hal yang akan terjadi atas tindakan yang diambil dan dipilih. Orang yang proaktif sadar, bahwa tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi kepadanya nanti, tetapi bisa mengendalikan reaksi yang akan timbul.

Cara untuk memahami cara berpikir proaktif adalah dengan membandingkan respons-respons yang proaktif dengan situasi sehari-hari. 

Seandainya kita telah merasa berbuat sesuatu yg banyak. Baik dirumah tangga, kantor, lingkungan sekitar, tetangga. Namun masih dianggap keliru, salah, tidak benar dan lain sebagainya.

Jika kita seorang yang reaktif:

Kita akan habiskan separuh waktu dengan mengeluh kepada semua orang, tentang yang dibicarakan itu, menganggap sesuatu yang tidak adil menurut kita. Kita langsung mengumpat, langsung sentimen dan malas berbuat sesuatu.

Jika kita seorang yang proaktif:

Bicarakan segala sesuat dengan yang menunjuk untuk pekerjaan kita. Sama orang tua, suami atau istri, Ketua RT, RW, Kepala Desa atau atasan kita di kantor. Mengapa setiap pekerjaan saya kurang tepat, apa ada yang perlu diperbaiki. Kita tetap menjadi orang yang pekerja keras. Belajar untuk meningkatkan diri, menata diri. Kalau kita yakin bahwa hal yg kita lakukan sesuai dan bisa memperbaiki diri. Maka akan timbul sesuatu yg berbuah baik.

Jadi semua kembali lagi kepada diri kita sendiri. Apakah akan bersikap proaktif? Ataukah reaktif? Mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan, kita sudah dapat membedakannya. Hidup kita adalah kita sendiri yang mengendalikannya, bukan orang lain.
Yang pasti orang yang reaktif akan banyak ruginya dibandingkan pro aktif.

Dari kacamata lingkungan, apabila kita pro aktif untuk lingkungan kita, maka kita akan menjadi pribadi yang unggul.
Jika giliran ronda disikapi dg pro aktif....oh ya, saya bisa bertemu dg teman-teman di lingkungan. Bisa berdiskusi. Jika reaktif....kenapa harus jaga toh ada satpam. Namun jika terjadi sesuatu menyalahkan orang lain.
Pro Aktif, lebih cenderung sebagai instropeksi.

Kebiasaan di rumah tangga, kita Pro Aktif memberi contoh pada anak kita. Kita bukan menyuruh anak, tetapi ayo....bantu ayah, bantu ibu.

Mari jadilah kita pribadi yang Pro Aktif
Semoga bermanfaat

Sumber : Disadur dari 7 Habits from Steven Covey

Jumat, 02 September 2016

SERIAL PAJAK 3( PENGENAAN PAJAK TERHADAP ASSET DAN JASA )

A.    Barang Kena Pajak

1.      Pengertian Barang

Barang adalah barang berwujud yang menurut sifat dan hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud.
Didalamnya adalah pajak barang pertambahan nilai dan segala asset yg dimiliki. Dan barang pertambahan nilai yang tidak dikenakan pajak
Barang dapat dibagi dua jenis, yaitu :
a. Barang berwujud, dibagi dua,

1) Barang bergerak, yaitu barang yang menurut sifatnya dapat berpindah sendiri atau dapat dipindahkan, contoh : uang kas, mobil, mesin dan lain-lain

2) Barang tidak bergerak, yaitu barang yang pada dasarnya tidak dapat berpindah sendiri dan dipindahkan, contoh : tanah dan bangunan

b. Barang tidak berwujud,

Barang tidak berwujud adalah barang yang tidak ada wujudnya tetapi mempunyai nilai. contoh : sekuritas, software hak cipta yang dipatenkan, merek dagang yang dipatenkan, dan lainnya. Dipatenkan artinya didaftarkan didaftarkan di Direktorat Paten Kementerian Hukum dan HAM.

2.      Pengertian Barang Kena Pajak

Semua barang pada prinsipnya merupakan Barang Kena Pajak (dikenakan PPN) kecuali yang ditentukan lain oleh Undang-Undang Nomor PPN itu sendiri. Barang Kena Pajaktersebut terdiri dari barang berwujud (bergerak dan tidak bergerak) dan barang tidak berwujud.

3.      Barang yang Tidak Dikenai Pajak Pertambahan Nilai

Sebagaimana yang telah diterangkan diatas, pada dasarnya semua barang dikenai PPN, kecuali barang barang tertentu yang disebutkan dalam UU PPN ini, barang yang tidak dikenai PPN didasarkan atas kelompok-kelompok barang sebagai berikut :

a. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya.
Diambil langsung dari sumbernya artinya barang tersebut belum diolah atau belum diproses. Yang dimaksud dengan barang hasil pertambangan dan hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya seperti:
1) Minyak mentah (crude oil)
2) Gas bumi, tidak termasuk gas bumi seperti elpiji yang siap dikonsumsi langsung oleh masyarakat
3) Panas bumi
4) Asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit, magnesit, mika, marmer, nitrat, opsidien, oker, pasir dan kerikil, pasir kuarsa, perlit, fosfat (phospat), talk, tanah serap (fullers earth), tanah diatome, tanah liat, tawas (alum), tras, yarosif, zeolit, basal, dan trakkit
5) Batubara sebelum diproses menjadi briket batubara. Hal ini berarti bahwa batubara yang sudah melalui proses pengolahan berupa pemecahan, disliming,konsentrasi, dan penyaringan dari bahan galian , bukan BKP.
6) Bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit.

b. Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak. Yang dimaksud dengan kebutuhan pokok dalam hal ini,  tentang Barang-barang kebutuhan pokok yang atas impor dan penyerahannya tidak dikenakan pajak pertambahan nilai. Dalam peraturan pelaksaanaan ini dirinci jenis barang kebutuhan pokok dimaksud yang meliputi:
1)  Beras dan gabah
Yaitu segala jenis beras dan gabah, seperti beras putih, beras merah, beras hitam, atau beras ketan putih, sepanjang berbentuk sebagai berikut:
a) Beras berkulit (padi atau gabah) selain untuk benih
b) Beras dan gabah yang digiling
c) Beras setengah giling atau digiling seluruhnya, disosoh, dikilapkan maupun tidak
d) Beras pecah
e) Menir (groats) dari beras

2) Jagung
Yaitu segala jenis jagung, seperti jagung putih, jagung kuning, jagung kuning kemerahan ataupopcorn (jagung brondong), sepanjang berbentuk sebagai berikut:
a) Jagung yang telah dikupas/jagung tongkol dan biji jagung/jagung pipilan
b) Menir (groats) /beras jagung, sepanjang masih dalam bentuk butiran

3)  Sagu
Yang berbentuk:
a) Empulur sagu
b) Tepung, tepung kasar dan bubuk dari sagu

5)  Kedelai
Yaitu segala jenis kedelai, seperti kedelai putih, kedelai hijau, kedelai kuning atau kedelai hitam, sepanjang berbentuk kacang kedelai pecah atau utuh

6)  Garam, baik yang berjodium maupun yang tidak berjodium, baik yang berbentuk curah maupun briket.

7) Daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses disembelih, dikuliti, dipotong, didinginkan, dibekukan, dikemas atau tidak dikemas, digarami, dikapur, diasamkan, diawetkan dengan cara lain, dan/atau direbus

8) Telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan, atau dikemas

9) Susu, yaitu susu perah baik yang telah melalui proses didinginkan maupun dipanaskan, tidak mengandung tambahan gula atau bahan lainnya, dan/atau dikemas atau tidak dikemas

10)  buah-buahan, yaitu buah-buahan segar yang dipetik, baik yang telah melalui proses dicuci, disortasi, dikupas, dipotong, diiris, di-grading, dan/atau dikemas atau tidak dikemas

11)  Sayur-sayuran, yaitu sayuran segar yang dipetik, dicuci, ditiriskan, dan/atau disimpan pada suhu rendah, termasuk sayuran segar yang dicacah.

c. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering
Pengecualian untuk kelompok ini ditujukan untuk menghindari pajak berganda, karena sudah merupakan objek pengenaan Pajak Daerah.

Sampai tahun 2009 catering dikenakan PPN, tapi mulai tahun 2010 ke atas catering tidak dikenakan PPN tetapi dikenakan pajak restoran

d. Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.
Uang dan surat berharga tidak dikenakan PPN karena antara nilai nominal dengan nilai fisiknya berbeda. Selain itu, dalam penjelasan bagian umum UU No. 18 Tahun 2000, menegaskan bahwa untuk lebih memberikan kepastian hukum mengenai barang-barang yang tidak dikenakan pajak antara lain barang-barang yang merupakan alat tukar. Uang dan emas batangan dikelompokkan sebagai alat tukar sehingga tidak dikenakan PPN.

4. Impor dan/atau Penyerahan BKP Tertentu yang Dibebaskan dari PPN
Dalam rangka mendorong perkembangan dunia usaha dan meningkatkan daya saing maka pemerintah menetapkan jenis-jenis barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai, yang bertujuan untuk menjamin ketersesiaan barang barang tersebut. Pemberian fasilitas ini hanya bersifat sementara.
Tentang Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai Yang Dibebaskan atas Impor dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2007
a. Impor dan/atau Penyerahan BKP yang Dibebaskan dari pengenaan PPN
1) barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang

2)  makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan;

3) barang hasil pertanian;
Barang hasil pertanian adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang :
a) pertanian, perkebunan, dan kehutanan;
b) peternakan, perburuan atau penangkapan, maupun penangkaran; atau
c) perikanan baik dari penangkapan atau budidaya,
Yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk yang diproses awal dengan tujuan untuk memperpanjang usia simpan atau mempermudah proses lebih lanjut

4) bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan;
b. Penyerahan BKP yang Dibebaskan dari pengenaan PPN
1) air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; dan 
2) listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 (enam ribu enam ratus) watt.

c. Prosedur Pemberian Fasilitas Pembebasan Pengenaan PPN
1) Pengusaha Kena Pajak yang mengimpor dan/atau menerima penyerahan BKP berupa barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak termasuk suku cadang, diwajibkan mempunyai Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai (SKB PPN) yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

2) Orang atau badan yang melakukan impor dan/atau menerima penyerahan Barang Kena Pajak :
a) makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan
b) barang hasil pertanian yang dipetik langsung, diambil langsung atau disadap langsung dari sumbernya termasuk yang diproses awal dengan tujuan untuk memperpanjang usia simpan atau mempermudah proses lebih lanjut
c) bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan

Barang Kena Pajak :
a) air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; dan 
b) listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 (enam ribu enam ratus) watt tidak diwajibkan mempunyai Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

3)  Permohonan untuk memperoleh Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan melampirkan dokumen impor dan/atau dokumen pembelian yang bersangkutan.

4) Atas permohonan Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai, Direktur Jenderal Pajak memberikan keputusan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap.

5) Atas Impor Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai tidak diperlukan Surat Setoran Pajak.

6) Pemberitahuan Impor Barang (PIB) atas impor Barang Kena Pajak dibubuhi cap oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

7) Orang atau badan yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai wajib melaporkan usahanya kepada Direktur Jenderal Pajak untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Kecuali PKP yang semata mata melakukan penyerahan BKP :
a) air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum; dan 
b) listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 (enam ribu enam ratus) watt.
8) Pengusaha Kena Pajak

B.     Jasa Kena Pajak
1.      Pengertian Jasa
Jasa adalah setiap kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan atas hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan

2.  Pengertian Jasa Kena Pajak
Sedangkan yang dimaksud dengan Jasa Kena Pajak,
3. Jasa yang Tidak Dikenakan PPN
a. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medis, meliputi:
1) Jasa dokter umum,dokter spesialis, dan dokter gigi
2) Jasa dokter hewan
3) Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gigi dan fisioterapi
4) Jasa kebidanan dan dukun bayi
5) Jasa paramedis danperawat
6) Jasa rumah sakit, rumah bersalin, klinik,kesehatan, laboratorium kesehatan, dan Sanatorium
7) Jasa psikolog dan psikiater, dan
8) Jasa pengobatan alternatif, termasuk yang dilakukan oleh paranormal. Kecuali jasa fitness centre, alasannya karena jasa fitness centre diadakan untuk menjadikan orang sehat menjadi lebih sehat, sedangkan jasa-jasa kesehatan yang tidak dikenakan PPN seperi jasa dokter diadakan untuk menjadikan orang yang tidak sehat atau akan tidak sehat menjdi sehat.
b. Jasa di bidang pelayanan sosial, meliputi: Jasa pelayanan panti asuhan dan panti jompo
2) Jasa pemadam kebakaran
3) Jasa pemberian pertolongan pada kecelakaan
4) Jasa lembaga rehabilitasi
5) Jasa penyedia rumah duka atau jasapemakaman termasuk krematorium
6) Jasa di bidang olahraga kecuali yang bersifat komersial

c. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko,meliputi jasa pengiriman surat dengan menggunakan perangko tempel dan menggunakan cara lain pengganti perangko tempel.

d. Jasa keuangan meliputi:
1) jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu;
2) jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada pihak lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya;
3) jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, berupa:
a)  sewa guna usaha dengan hak opsi;
b)  piutang;
c)  usaha kartu kredit; dan/atau
d)  pembiayaan konsumen;
4)  jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai, termasuk gadai syariah dan fidusia; dan
5)  jasa penjaminan

e.  Jasa Asuransi, yaitu jasa pertanggungan yang meliputi asuransi kerugian, asuransi jiwa, dan reasuransi, yang dilakukan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis asuransi, tidak termasuk jasa penunjang asuransi seperti agen asuransi, penilai kerugian asuransi, dan konsultan asuransi.

f. Jasa di bidang keagamaan, meliputi:
1) Jasa pelayanan rumah ibadah
2) Jasa pemberian khotbah atau dakwah
3) Jasa penyelenggaraan kegiatan keagamaan, dan
4) Jasa lainnya di bidang keagamaan

g. Jasa di bidang pendidikan,meliputi:
1) Jasa penyelenggaraan pendidikan sekolah, seperti jasa penyelenggaraan pendidikan umum,  pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, pendidikan keagamaan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesional
2) Jasa penyelengaraan pendidikan luar sekolah, seperti kursus-kursus

h. Jasa di bidang kesenian dan hiburan meliputi semua jenis jasa yang dilakukan oleh pekerja seni nyang telah dikenakan Pajak Tontonan

i. Jasa di bidang penyiaran meliputi jasa penyiaran radio dan televisi baik yang dilakukan oleh instansi Pemerintah maupn swasta yang bukan bersifat iklan dan tidak dibiayai oleh sponsor yang bersetujuan komersial

j.  Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar negeri
Persewaan angkutan umum dikenakan PPN, karena pada persewaan angkutan umum penguasaan ada pada pihak yang menyewa, sedangkan pada jasa angkutan umum penguasaan ada pada penyedia jasa.

k. Jasa di bidang tenaga kerja, meliputi:
1) Jasa tenaga kerja
2) Jasa penyediaan tenaga kerja sepanjang pengusaha penyedia tenaga kerja tidak bertanggung jawab atas hasil kerja dari tenaga kerja tersebut
3) Jasa penyelenggaraanpelatihan bagi tenaga kerja
Tenaga kerja menengah kebawah seperti buruh, pembantu rumah tangga dan lainnya tidak dikenakan PPN. Tetapi tenaga kerja menengah ke atas, seperti manager dikenakan PPN

l.  Jasa di bidang perhotelan, meliputi:
1) Jasa persewaan kamar termasuk tambahannya di hotel, rumah penginapan, motel losmen, hostel serta fasilitas yang terkait dengan kegiatan perhotelan untuk tamu yang menginap
2) Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan hotel, rumah penginapan, motel, losmen dan hotel
Pajak daerah atas hotel termasuk juga usaha kos-kosan 10 kamar atau lebih.

m. Jasa yang disediakan oleh Pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum, meliputi jenis-jenis jasa yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah seperti pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pemberian Izin Usaha Perdagangan, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak,pembuatan Kartu Tanda Penduduk

n. Jasa penyediaan tempat parkir, yaitu jasa penyediaan tempat parkir yang dilakukan oleh pemilik tempat parkir dan/atau pengusaha kepada pengguna tempat parkir dengan dipungut bayaran.

o. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam, yaitu jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam atau koin, yang diselenggarakan oleh
a. pemerintah maupun swasta.
b. Jasa penerimaan uang dengan wesel pos
c. Jasa boga atau katering

Kamis, 01 September 2016

SERIAL PAJAK 2 (PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK) 2016

PTKP ini berlaku mulai Bulan Juni 2016, dan perhitungannya berlaku surut mulai dari Bulan Januari 2016.

Kenaikan PTKP 2016 ini diukur dari penghasilandi berbagai kalangan masyarakat terutama karyawan atau buruh yang saat ini masih memperoleh penghasilan lebih kurang senilai Upah Minimum Regional (UMR).

Dengan adanya penyesuaian tarif PTKP 2016 ini maka pastinya akan menyebabkan pendapatan negara dari Wajib Pajak orang pribadi akan turun, namun diharapkan dengan adanya kenaikan tarif ini dapat mensejahterakan masyarakat kurang mampu dan meningkatkan kesadaran bagi Wajib Pajak untuk melapor SPT PPh sesuai dengan penghasilan yang diperolehnya.

Perhitungan Perubahan PTKP Terbaru Tahun 2016 :

1. Wajib Pajak Tidak Kawin (TK)
TK0 54.000.000,-
Tanggungan TK1 : 58.500.000,-
Tanggungan TK2 : 63.000.000,-
Tanggungan TK3 : 67.500.000,-

2. Wajib Pajak Kawin 
K0 : 58.500.000,-
Tanggungan TK1 : 63.000.000,-
Tanggungan TK2 : 67.500.000,-
Tanggungan TK3 : 72.000.000,-

3. Wajib Pajak Kawin, penghasilan istri dan suami digabung
K/I/0 : 112.500.000,-
Tanggungan TK1 : 117.000.000,-
Tanggungan TK2 : 121.500.000,-
Tanggungan TK3 : 126.000.000,-

 Catatan: 

Tunjangan PTKP untuk anak atau tanggungan maksimal 3 orangTK : Tidak KawinK : KawinK/I : Kawin dan penghasilan pasangan digabung

Cara Menghitung Pajak Penghasilan Pph 21 Tahun 2016

Untuk menghitung pajak penghasilan Pph 21 langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Hitung penghasilan bruto Anda dalam setahun, seperti gaji pokok ditambah dengan tunjangan-tunjangan lainnya.Hitung Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), sesuai dengan status kita tahun berjalan.
Hitung pengurang lainnya seperti : 1.Tunjangan Biaya Jabatan 5%  2.Iuran Pensiun 5% dari penghasilan bruto,
Catatan: Tunjangan Biaya Jabatan Maksimal Rp. 6 juta per tahun, dan Tunjangan Iuran Pensiun maksimal 2,4 juta per tahun.

Hitung Penghasilan netto Anda : Penghasilan Bruto – PTKP – Iuran Jabatan & Pensiun.Kalikan Penghasilan Netto dengan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku.