Senin, 18 Juli 2016

HALAL bi HALAL RT 01 RW IV KUDUS PERMAI ( Makna Silaturahmi Sebagai Wujud Toleransi )

Setelah pasca Hari Raya Idul Fitri, fi lingkungan RT 01 RW IV Perumahan Kudus Permai, menyelenggarakan Halal bi Halal.

Tujuan Halal bi Halal ini sebagai wujud Silaturrahmi antar warga. Acara tsb diselenggarakan pada tanggal 16 Juli 2016. Dan dihadiri seluruh warga RT 01,tokoh  masyarakat, Kepala Desa Garunglor Ibu Siti Rofiah.A.Md dan juga tamu undangan.

Dalam acara tsb mengambil tema "Makna silaturahmi sebagai wujud toleransi". Dan ceramah tsb di sampaikan oleh H. Muchlis, S.Pd. Secara garis besar silaturrahim bermakna pertemuan atau kunjungan dengan orang-orang yang yang memiliki hubungan kerabat, berteman, bertetangga dan menjunjung sikap toleransi

Silaturrahim bukanlah murni adat istiadat, namun ia merupakan bagian dari syariat.
Allah swt memerintahkan berbuat baik pada kaum kerabat, orang tua, tetangga dekat dan tidak boleh menyombongkan diri.
Silaturrahim merupakan pertanda keimanan seorang hamba kepada Allah dan hari akhir. Karena dengan silaturahmi dan mdnjunjung toleransj akan membuahkan keluasan rejeki dan umur panjang.
Orang yang tidak menjaga tali persaudaraan dia terancam dengan hukuman di dunia maupun di akhirat. Di antara kerugian duniawi yang akan menimpa pemutus tali silaturrahim, dijauhi teman, tetangga. Karena terlalu memegang ego dan merasa lebih dari yang lain dan akan terputus dari kasih sayang Allah. 

Hakikat silaturrahim
Ganjaran menarik yang dijanjikan untuk orang-orang yang bersilaturrahim tersebut di atas tentu amat menggiurkan, sebaliknya ancaman bagi mereka yang enggan bersilaturrahim juga mengerikan, sehingga tidak mengherankan jika kita dapatkan banyak kaum muslimin yang gemar bersilaturrahim, apalagi di lingkungan bermasyarakat terutama di RT 01 RW IV. Yang kebanyakan pendatang, dari berbagai suku dan agama. 
Membumikan silaturahmi dan toleransi tersebut di atas dalam kehidupan sehari-hari kita, tentunya bukan suatu hal yang ringan; sebab kita harus mengorbankan perasaan. Karena kita tertuntut untuk berbuat baik terhadap orang yang menyakiti kita, tersenyum pada orang yang cemberut pada kita, memuji orang yang mencela kita, memberi orang yang enggan memberi kita, dan sifat-sifat mulia berat lainnya.

Silaturrahim memiliki berbagai konsekwensi yang harus dipenuhi seorang insan, di antaranya:

1. Mendakwahi kerabat/memberikan pengetahuan baru. Mengingatkan untuk berbyat baik terhadap sesama. Persaudaraan yang dibumbui dengan budaya saling menasehati inilah yang akan ‘abadi’ hingga di alam akhirat kelak.

2. Saling bantu-membantu
Orang yang membantu kerabat akan mendapat pahala dobel; pahala sedekah dan pahala silaturrahim. Sedekah yang pertama adalah saudara dekat, tetangga baru lingkungan lebih luas. Dan apabila berkecukupan janganlah merasa kurang atau memiskinkan diri. Karena luasnya bersedekah jika itu dilandasi dengan ikhlas tidak akan jatuh miskin. Dan ikut memajukan lingkungan juga merupakan sedekah. Karena akan merasa memiliki bahwa tetangga sebagai saudara terdekat.

3. Saling memaafkan kesalahan

Dalam kehidupan interaksi sesama kerabat, timbulnya gesekan dan riak-riak kecil antar anggota keluarga, teman, tetangga merupakan suatu hal yang amat wajar. Sebab manusia merupakan sosok yang tidak lepas dari salah dan alpa. Namun fenomena itu akan berubah menjadi tidak wajar manakala luka yang muncul akibat kekeliruan tersebut tetap dipelihara dan tidak segera diobati dengan saling memaafkan.

Dengan Halal bi Halal di bulan Syawal ini, kita tingkatkan rasa kebersamaan, persatuan dan persaudaraan di lingkungan RT 01 RW IV Kudus Permai tetap terjaga.
Kita hidup di lingkungan  yang menjunjung tinggi adat ketimuran. Dalam budaya kita pun menjalin hubungan persaudaraan dikenal sebagai perilaku mulia.
Kita juga menghindari sifat yang memutus tali silaturrahmi dan toleransi antar sesama, antara lain :
1. Fanatisme
Fanatisme berlebihan yang akan menimbulkan perpecahan. Sehingga seakan kebenaran hanyalah ada dalam diri mereka.
2. Lunturnya sikap adil.
Perasaan pakewuh yang terkadang menjerumuskan seseorang untuk segan mengucapkan kebenaran. Apalagi manakala hal itu ‘merugikan’ saudara sendiri.
3. Meningkatkan sikap toleransi
Hidup bermasyarakat yang multi etnis harus saling menghargai dan menghormati
4. Jangan merasa sombong
Merasa lebih pandai, lebih kaya namun tidak pernah bersosialisasi maka putus silaturahmi akan merugikan diri sendiri.

Semoga dengan mengedepankan silaturahmi, sikap toleransi dan memilki lingkungan sekitar. Akan berdampak lebih baik, terutama untuk RT 01 dan lebih luas di RW IV Perumahan Kudus Permai, amien ya rabbal ‘alamien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar