Album Foto :
Selalu semangat menyambut kemeriahan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71
Perumahan Kudus Permai BISA BAIK ( Bersih Indah Sehat Aman Berkesinambungan Aktif Inovatif dan Kreatif )
Sabtu, 30 Juli 2016
SEMARAK MENYAMBUT HUT RI KE 71 RW IV PERUMAHAN KUDUS PERMAI
Selasa, 26 Juli 2016
PERSIAPAN PELAKSANAAN HUT RI DI RW IV PERUMAHAN KUDUS PERMAI
Dalam rangka menyambut HUT RI ke-71, RW IV Perumahan Kudus Permai mempersiapkan diri untuk menyukseskannya.
Kita bersama untuk berbenah dan menyambutnya.
Minggu, 24 Juli 2016
HALAL bi HALAL RT 6 RW IV KUDUS PERMAI(Keindahan dan Kebersihan Sebuah Wujud Kebersamaan)
Masih dalam suasana bulan syawal. Warga Rt 6 RW IV Perumahan Kudus Permai mengadakan silaturahmi dan Halal bi Halal. Tema dari acara ini adalah Green,Clean and Pretty. Yaitu sebagai wujud untuk selalu menghijauksn lingkungan, kebersihan lingkungan dan keindahan lingkungan. Karena dg lingkungan yg hijau, bersih dan indah akan tercermin pd perilaku warga sehari-hari. Sejalan dengan makna Halal bi Halal yg kembali pd kesucian.
Dan acara tsb di hadiri Ibu Kepala Desa Garunglor, sekaligus meresmikan taman fasilitas RT 6 RW IV. Dan acara tsb diisi tausiyah olej KH.Mujahid,S.M.
Seharusnya memang secara nalar, kebersihan itu harus menjadi perioritas dalam seluruh kehidupan seorang muslim dan mukmin, karena sesungguhnya Islam itu mengajarkan tentang kebersihan dalam segala hal, dan Allah SWT pun sangat menyukai kebersihan. Kiranya kita juga sepakat bahwa orang-orang yang berakal sehat tentu juga akan menginginkan kondisi bersih, baik dalam dirinya,keluarganya, maupun lingkungannya. Dan hanya orang-orang yang tidak berpikir positif sajalah yang mungkin akan menjauhi dan bahkan membenci kebersihan.
Dalam perspektif ilmu kesehatan, kebersihan juga merupakan factor utama yang mendukung terciptanya kondisi sehat tersebut. Hidup yang selalu bersih dalam berbagai aspek yang menyertai segala aktifitas seseorang, tentu akan mendorong suasana yang memungkinkan untuk berpikir kreatif, inovatif, dan berkembang. Orang-orang yang seperti ini dapat dipastikan akan produktif dalam kinerjanya, dan akan semakin dekat dengan orang-orang shalih dan ketaqwaan. Sebaliknya orang hidupnya tidak teratur, lingkungan rumahnya kumuh, jorok, dan kondisi semacamnya, tentu akan semakin jauh dari kreatifitas dan produktifitas, tetapi malah akan akrab dengan kebisingan, ketidak-taraturan, dan kemalasan.
Kita dapat menyaksikan betapa sedihnya hati kita manakala kota dan dilingkungan kita sendiri tampak kotor, kumuh dan jorok. Suasana batin kita tentunya juga akan memberontak, meskipun tidak ada daya, tetapi dapat dipastikan bahwa orang-orang yang berpikir sehat akan merasa terusik dan tidak akan tenang dan kerasan. Sebaliknya ketika kita berada di dalam lingkungan yang sangat bersih, kita akan dapat menyaksikan penghuninya juga tertib dan teratur, dan taat peraturan.
Ketika kita berhadapan dengan orang-orang yang bersih, rapi dan disiplin, kita akan merasa tenang dan merasakan juga semangat yang luar biasa dalam diri mereka, seakan mereka itulah yang mempunyai harapan di masa depan. Pada lain kesempatan saat kita berhadapan dengan mereka yang hidupnya tidak teratur, jorok, dan tidak disiplin, kemudian kita berpikir bahwa mereka itu seakan tidak mempunyai cita-cita dan mimpi untuk masa depan yang lebih menjanjikan. Kalau keinginan saja tidak tercermin di dalam diri mereka, mana mungkin akan ada semangat yang menyala untuk memperbaiki nasib dan merenda masa depan.
Ketegasan dan konsistensi penegakan sanksi hukuman bagi pelanggar aturan tersebutlah yang menurut saya menjadi penyebab utama. Sesungguhnya kebiasaan hidup bersih, teratur dan disiplin itu bisa dilakukan oleh masyarakat kita, manakala mereka itu dipaksa untuk itu. Di sinilah diperlukan keinginan baik semua pihak, termasuk para pengurus RT-RW dan tokoh masyarakat. Meskipun kita semua tahu bahwa akan sangat berat untuk menciptakan kondisi ideal tersebut, mengingat kondisi masyarakat kita, yang belum maksimal dalam mencintai lingkungannya.
Tetapi kita melihat masih ada harapan, dengan catatan bahwa semua warga menaati aturan yg ada dlm lingkungan, saling membantu , menjaga kebersihan, dan ketertiban. Selama sikap kita masih apatis dan cuek seperti saat ini, maka pelanggaran dan semaunya sendiri akan selalu ada. Akibatnya kebersihan, keteraturan, dan kedisiplinan hakiki dan langggeng, tidak akan pernah kita saksikan di lingkungan kita.
Barangkali ada baiknya kalau kita tidak berandai-andai yang dapat membuat harapan kosong dan mungkin malah dapat memberikan efek yang mengarah kepada sikap masabodo dan acuh tak acuh terhadap kondisi masyarakat. Karena itu kita perlu mengajak dan mengingatkan kita semua terhadap hadis nabi Muhmmad SAW. yakni: "mulailah dari diri sendiri, kemudian kepada orang-orang yang menjadi tanggung jawabmu". Maksud hadis tersebut kalau kemudian kita kaitkan dengan kebersihan, dan juga ketertiban, tentu akan menjadi: mari kita ciptakan kebersihan dan ketertiban itu dimulai dari komitmen diri dan kekeluarga kita masing-masing. Jadikanlah keluarga kita sebagai keluarga yang mencintai kebersihan dan ketertiban, baik di rumah maupun lingkungan. Kita harus bisa menjadi keluarga teladan di tengah-tengah masyarakat kita. Dan jangan sekali-kalikita mengajak kepada kebersihan dan ketertiban kalau di dalam diri dan keluarga kita belum bisa mewujudkannya. Kalau kita sudah dapat menjadikan keluarga kita sebagai teladan dalam hal kebersihan dan ketertiban, tentu kita akan berusaha agar lingkungan kita juga menjadi bersih dan tertib, melalui himbauan dan pemberian keteladanan dalam kenyataan sehari-hari.
Dengan langkah yang seperti itulah kiranya kita dapat berharap banyak akan terciptanya kondisi yang kita idamkan di masyarakat kita, yakni kondisi yang penuh dengan kedisiplinan, kebersihan, ketertiban, dan nyaman. Kita yakin dengan kondisi semacam ini akan membawa penghuninya menjadi semangat, kreatif, inovatif dan selalu ingin berubah kepada kondisi yang lebih baik.
Sekali lagi kita perjuangkan, karena kita tahu dan yakin bahwa bersih itu indah, sebagimana indahnya panorama kehidupan di surga. Semoga usaha yang kita rintis mulai dari diri dan kelurga ini akan dicatat sebagai usaha yang bernilai ibadah dan akan menjadi kenyataan dikemudian hari. amin
Sumber&Courtesy: Halal bi Halal RT 6 RW IV Perumahan Kudus Permai
HALAL bi HALAL RT 5 RW IV KUDUS PERMAI(Hidup Bermasyarakat dan Saling Memaafkan)
Suasana lebaran masih terasa bagi warga RT 5 RW IV Perumahan Kudus Permai. Warga RT 5 mengadakan acara Halal bi Halal untuk saling memaafkan. Selain dihadiri warga sekitar juga di hadiri perwakilan pengurus RW IV.
Dalam acara Halal bi Halal tsb diisi tausiyah oleh H.Drs. Rahman Zamzuri.
Sebagai makhluk sosial, kita tidak akan dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan orang lain. Sebagai manusia, kita harus senantiasa menjaga hubungan baik secara vertikal kepada Allah dan secara horisontal, terhadap sesame manusia. Idul Fitri mengandung muatan ibadah baik secara vertikal maupun horisontal. Ibadah sosial pada Idul Fitri tidak hanya terbatas pada solidaritas sosial, juga harus bermurah hati dalam aspek moral dan spiritual dengan bersilaturrahim dan saling maaf memaafkan. Tindakan moral sepiritual inilah yang oleh masyarakat setempat bahkan umumnya bangsa Indonesia dijadikan sebagai ritual pokok dalam berhari raya Idul Fitri.
Setelah dosa secara vertikal pada Allah swt terampuni dengan melakukan ibadah puasa satu bulan penuh di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridhà Allah swt. maka dosa horizontal pun harus diupayakan dapat terampuni pula, sehingga kita benar-benar dalam kondisi fitrah bersih dan suci dari dosa-dosa baik secara vertikal maupun horisontal. Dari sinilah maka budaya saling maaf memaafkan menjadi tradisi di dalam merayakan Idul Fitri dikalangan masyarakat kita yang lebih dikenal dengan istilah Halal Bihalal.
Silaturrahim dan halal bihalal adalah untuk saling maaf memaafkan antara anak dan orang tua, antara suainidan istri, antara teman sepermainan, antara tetangga, antara atasan dan bawahan, antara rekanan bisnis, antara petani, antara murid dan guru, juga di antara politisi sehingga terjadilah hubungan yang harmonis dan asosiatif di antara mereka.
Bahwa lebaran merupakan wadah yang mampu mengakomodasikan perbedaan dan sebagai arena solidaritas, dimana anggota-anggota masyarakat yang tadinya terpisah secara sosial akibat perbedaan idiologi dan orientasi dan ego dengan tegas mencair sehingga ia menempatkan lebaran sebagai momen integrasi masyarakat di RT 5 RW IV Perumahan Kudus Permai.
Alangkah indahnya jika hal tersebut dapat terealisasi di lingkungan masyarakat kita sebagaimana yang kita rasakan dewasa ini.
Anggota-anggota masyarakat mampu menempatkan hubungan yang harmonis, bisa mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongan, sehingga muncul solidaritas yang seakan-akan tanpa pamrih, kecuali untuk kepentingan agama, nusa dan bangsa. Betapa hinanya orang yang tidak mau bergaul secara baik dengan sesamanya, ia akan dicap sebagai orang angkuh, sombong dan egois.
Dalam konteks sosial kemasyarakatan pun lebaran meiniliki makna yang krusial dan signifikan, Idul Fitri merupakan momen integritas dan solidaritas masyarakat.
Sungguh membahagiakan dan kebahagiaan itu diungkapkan dengan memperbanyak takbir, tauhid dan tahmid mengagungkan kebesaran Asma Allah swt.
Dengan didasari relegiusitas yang tinggi di hati lebaran untuk sementara gerak otomistik dan individualistik yang di sebabkan oleh dorongan ekonomi dapat diturunkan dan didinginkan. Kemudian setelah lebaran usai mampu bangkit memulai aktivitas kembali dengan tetap disertai semangat relegimitas yang tinggi, sebagaimanifestasi tumbuh suburnya nilai-nilaidi tanam di bulan Ramadhan.
Kita berharap dengan Idul Fitri akan tercipta masyarakat yang fitri pula, yaitu suatu masyarakat yang aman, damai dan sentosa dalam keanekaragaman yang kaya , yang cerdas , yang tua dan yang muda, tidak ada yang merasa di anak tirikan. Segenap lapisan masyarakat merasa aman, damai dalam eksistensinya karena sadar akan posisi dan fungsi masing-masing, di mana antara yang satu dengan yang lain saling melengkapi dan saling menyempurnakan.
Demikianlah, hidup ditengah masyarakat yg sarat dengan berbagai kepentinga. Mudah-mudahan dengan beridul fitri, kita benar-benar dalam keadaan fitri, suci lahir dan batin.
Sumber dan courtesy : Acara Halal bi Halal RT 5 RW IV Perumahan Kudus Permai
Sabtu, 23 Juli 2016
HALAL bi HALAL RT 3 RW IV KUDUS PERMAI(Makna Halal bi Halal dalam kehidupan sosial masyarakat yang majemuk)
Masih dalam suasana lebaran, RT 3 RW IV Perumahan Kudus Permai menyelenggarakan Halal Bi Halal bersama masyarakat sekitar. Dalam acara ini dihadiri oleh semua warga dan tokoh masyarakat.
Dan acara tsb diiringi Rebana Anak BIASS(Bina Islam Anak Sholeh-Sholekhah). Dan sebagai pembicaranya adalah Ustad Habib Ridho.
Dalam tausiyah tsb mengedepankan tentang Halal bi Halal dalam masyarakat yang majemuk yg penuh berkah.
ADA sebuah tradisi masyarakat Muslim Tanah Air, yaitu Halal bi Halal. Halal bi Halal muncul sebagai ungkapan saling menghalalkan kesalahan dan kekhilafan. Saling memaafkan satu sama lain. Setiap orang sadar tidak ada yang lepas dari kesalahan. Manusia tempatnya salah dan lupa. Idul Fitri dengan kegiatan Halal bi Halal-nya, membuat umat Islam melebur kesalahannya dengan berbagi maaf tanpa sekat yang membatasi.
Setidaknya ada dua cara agar istilah Halal bi Halal ini benar secara bahasa dengan pendekatan teori tersebut.
Halal bi Halal secara harfiah bisa dimaknai, antara lain :
Pertama Halal bi Halal yaitu mencari kehalalan dengan cara yang halal. Kedua, kehalalan dibalas dengan kehalalan.
Dengan demikian, Halal bi Halal adalah menjadikan sikap kita terhadap pihak lain yang tadinya haram dan berakibat dosa, menjadi halal dengan jalan mohon maaf.
Tujuan diselenggarakannya Halal bi Halal.
Halal bi halal adalah salah satu bukti keluwesan ajaran Islam dalam implementasi nilai kehidupan bermasyarakat.
Hikmahnya Halal bi Halal
Pelajaran pertama adalah pembersihan diri dari segala bentuk kesalahan.
Pelajaran kedua dari Halal bi Halal adalah membersihkan hati dari rasa benci kepada sesama.
Pelajaran ketiga adalah memupuk kepedulian dan kebersamaan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari pergaulan dan kebersamaan yang dibangun lewat sikap tolong-menolong. Muslim yang kaya membantu saudaranya yang miskin. Sepatutnya rasa gembira seseorang juga memberikan bentuk kenikmatan yang lain, yaitu kenikmatan bersyukur dengan berupaya membagi kebahagiaan itu kepada sesamanya. Kini, saatnya setiap Muslim membumikan berkah-berkah kesalehan Ramadhan dengan menebar rasa bahagia ke setiap orang, memupuknya, merawat dan menjaga agar mendapatkan buah indahnya ikatan persaudaraan.
Dengan demikian, hikmah halal bi halal dapat kita ambil hikmahnya baik ketika hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Ketika di dunia hikmahnya adalah kehidupan di lingkungan masyarakat menjadi aman, damai dan menciptakan ketertiban dalam beragama dan bernegara. Ketika di akhirat, akan meringankan beban kita dari hak-hak dan kewajiban terhadap sesama manusia.
Semoga kita semua menjadi orang yg bisa memaafkan, bisa saling membantu, menjadi orang yg peduli terhadap sesama. Selamat Hari Raya Idul Fitri- Taqobballahu Minna Wa Minkum-Mohon Maaf Lahir Bathin
Sumber ,courtesy:Dokumentadi RT 3 RW IV Perumahan Kudus Permai
Jumat, 22 Juli 2016
PAGU INDIKATIF RW IV TAHUN ANGGARAN 2017
Setelah terlaksananya pengajuan anggaran 2016. Dan sudah terealisasi, antara lain :
1. Pengaspalan jalan Permai 1 dan RT 5
2. Pemasangan portal di gang 16,17,18,19
3. Gapura identitas gang
Kesemuanya sdh berjalan dg baik dan program ADD(Anggaran Dana Desa) mampu direalisasikan sesuai dg peraturan yg berlaku.
E IV
Menginjak anggaran 2017, pengurus RW mengajak semu RT untuk mengajukan programnya, melalui ADD. Dari pengajuan RT tsb, tujuannya agar infrastruktur RW IV semakin baik)
Adapun rencan yg tertuang sesuai dg standard peneraan ADD. angunan In
Berikut kami sampaikan, pengajuan pembangunan infrastruktur :
RT 01:
1. Pemeliharaan sarana pos kamling
2. Perbaikan sanitasi pengairan/selokan
3. Perbaikan sarana olah raga berupa perbaikan lapangan bulu tangkis
RT 02:
1. Pengaspalan wilayah RT 1 meliputi PermaiBaru,Peemai II, Permai
2. Perbaikan sanitasi pengairan/selokan
RT 03:
1. Perbaikan bidang pengairan, berupa penataan selokan
2. Pengaspalan jalan Permai Baru Permai 1, Permai 2, Permai 5 dan Permai 6
3. Perbaikan pembatas bahu jalan
4. Perbaikan papan nama jalan
5. Penyediaan tong sampah/tempat sampah
RT 04:
1. Perbaikan selokan
2. Pengaspalan jalan Permai 2
3. Revitalisasi fasilitas umum
RT 05:
1. Perbaikan selokan
2. Perbaikan saluran irigasi berupa sungai yg berbatasan dg Dukuh Tersono
RT 06:
1. Pengaspalan di Jalan Permai16,17 dan 18
RT07:
1. Perapian taman di Jalan Permai 19
2. Pemeliharaan dan penataan pos kamling
RWIV(Pengembangan Program yang belum direncanakan masing-masing RT):
1. Pengaspalan Perempatan Permai Baru menuju Permai 16
2. Program lampunisasi(pengadaan tiang lampu untuk keseragaman penerangan jalan di seluruh perumahan Kudus Permai)
3. Pembangunan gapura utama(Permai Baru), sebagai gapura identitas
4. Penyediaan sarana olahraga berupa 1 set lengkap untuk tenis meja
5. Penyediaan 1 set lengkap kesenian rebana
Data diatas merupakan usulan masing-masing RT, yang tentunya wajib dipahami dan diketahui semua warga. Namun yg perlu diperhatikan adalah, pengajuan untuk 2017. Semoga dari ini semua bisa direalisasikan, namun seandainya blm terealisasi bisa diupayakan utk kelanjutannya.
Sumber : Pengajuan pengembangan infrastruktur tahun Anggaran 2017. Dari masing-masing RT
Senin, 18 Juli 2016
HALAL bi HALAL RT 01 RW IV KUDUS PERMAI ( Makna Silaturahmi Sebagai Wujud Toleransi )
Setelah pasca Hari Raya Idul Fitri, fi lingkungan RT 01 RW IV Perumahan Kudus Permai, menyelenggarakan Halal bi Halal.
Tujuan Halal bi Halal ini sebagai wujud Silaturrahmi antar warga. Acara tsb diselenggarakan pada tanggal 16 Juli 2016. Dan dihadiri seluruh warga RT 01,tokoh masyarakat, Kepala Desa Garunglor Ibu Siti Rofiah.A.Md dan juga tamu undangan.
Dalam acara tsb mengambil tema "Makna silaturahmi sebagai wujud toleransi". Dan ceramah tsb di sampaikan oleh H. Muchlis, S.Pd. Secara garis besar silaturrahim bermakna pertemuan atau kunjungan dengan orang-orang yang yang memiliki hubungan kerabat, berteman, bertetangga dan menjunjung sikap toleransi
Silaturrahim bukanlah murni adat istiadat, namun ia merupakan bagian dari syariat.
Allah swt memerintahkan berbuat baik pada kaum kerabat, orang tua, tetangga dekat dan tidak boleh menyombongkan diri.
Silaturrahim merupakan pertanda keimanan seorang hamba kepada Allah dan hari akhir. Karena dengan silaturahmi dan mdnjunjung toleransj akan membuahkan keluasan rejeki dan umur panjang.
Orang yang tidak menjaga tali persaudaraan dia terancam dengan hukuman di dunia maupun di akhirat. Di antara kerugian duniawi yang akan menimpa pemutus tali silaturrahim, dijauhi teman, tetangga. Karena terlalu memegang ego dan merasa lebih dari yang lain dan akan terputus dari kasih sayang Allah.
Hakikat silaturrahim
Ganjaran menarik yang dijanjikan untuk orang-orang yang bersilaturrahim tersebut di atas tentu amat menggiurkan, sebaliknya ancaman bagi mereka yang enggan bersilaturrahim juga mengerikan, sehingga tidak mengherankan jika kita dapatkan banyak kaum muslimin yang gemar bersilaturrahim, apalagi di lingkungan bermasyarakat terutama di RT 01 RW IV. Yang kebanyakan pendatang, dari berbagai suku dan agama.
Membumikan silaturahmi dan toleransi tersebut di atas dalam kehidupan sehari-hari kita, tentunya bukan suatu hal yang ringan; sebab kita harus mengorbankan perasaan. Karena kita tertuntut untuk berbuat baik terhadap orang yang menyakiti kita, tersenyum pada orang yang cemberut pada kita, memuji orang yang mencela kita, memberi orang yang enggan memberi kita, dan sifat-sifat mulia berat lainnya.
Silaturrahim memiliki berbagai konsekwensi yang harus dipenuhi seorang insan, di antaranya:
1. Mendakwahi kerabat/memberikan pengetahuan baru. Mengingatkan untuk berbyat baik terhadap sesama. Persaudaraan yang dibumbui dengan budaya saling menasehati inilah yang akan ‘abadi’ hingga di alam akhirat kelak.
2. Saling bantu-membantu
Orang yang membantu kerabat akan mendapat pahala dobel; pahala sedekah dan pahala silaturrahim. Sedekah yang pertama adalah saudara dekat, tetangga baru lingkungan lebih luas. Dan apabila berkecukupan janganlah merasa kurang atau memiskinkan diri. Karena luasnya bersedekah jika itu dilandasi dengan ikhlas tidak akan jatuh miskin. Dan ikut memajukan lingkungan juga merupakan sedekah. Karena akan merasa memiliki bahwa tetangga sebagai saudara terdekat.
3. Saling memaafkan kesalahan
Dalam kehidupan interaksi sesama kerabat, timbulnya gesekan dan riak-riak kecil antar anggota keluarga, teman, tetangga merupakan suatu hal yang amat wajar. Sebab manusia merupakan sosok yang tidak lepas dari salah dan alpa. Namun fenomena itu akan berubah menjadi tidak wajar manakala luka yang muncul akibat kekeliruan tersebut tetap dipelihara dan tidak segera diobati dengan saling memaafkan.
Dengan Halal bi Halal di bulan Syawal ini, kita tingkatkan rasa kebersamaan, persatuan dan persaudaraan di lingkungan RT 01 RW IV Kudus Permai tetap terjaga.
Kita hidup di lingkungan yang menjunjung tinggi adat ketimuran. Dalam budaya kita pun menjalin hubungan persaudaraan dikenal sebagai perilaku mulia.
Kita juga menghindari sifat yang memutus tali silaturrahmi dan toleransi antar sesama, antara lain :
1. Fanatisme
Fanatisme berlebihan yang akan menimbulkan perpecahan. Sehingga seakan kebenaran hanyalah ada dalam diri mereka.
2. Lunturnya sikap adil.
Perasaan pakewuh yang terkadang menjerumuskan seseorang untuk segan mengucapkan kebenaran. Apalagi manakala hal itu ‘merugikan’ saudara sendiri.
3. Meningkatkan sikap toleransi
Hidup bermasyarakat yang multi etnis harus saling menghargai dan menghormati
4. Jangan merasa sombong
Merasa lebih pandai, lebih kaya namun tidak pernah bersosialisasi maka putus silaturahmi akan merugikan diri sendiri.
Semoga dengan mengedepankan silaturahmi, sikap toleransi dan memilki lingkungan sekitar. Akan berdampak lebih baik, terutama untuk RT 01 dan lebih luas di RW IV Perumahan Kudus Permai, amien ya rabbal ‘alamien.
HALAL bi HALAL RT 04 RW IV KUDUS PERMAI(Dengan Silaturahmi Kita Wujudkan Kerukunan Antar Warga)
UMasih dalam suasana Hari Raya Idul Fitri warga RT 04 RW IV, pada tanggal 16 Juli 2016. Diselenggarakan di fasilitas umum RT 04 Perumahan Kudus Permai mengadakan Halal bi Halal. Acara tsb dihadiri seluruh warga RT 04 bersama undangan dan tokoh masyarakat. Acara tsb merupakan salah satu upaya dalam mempererat tali silaturahmi antar warga.
Dalam acara tsb di isi Tausiah oleh KH Sueful Huda, dari Kudus. Dengan tema "Dengan silaturahmi kita wujudkan kerukunan antar warga"
Kita hidup dalam bermasyarakat yang penuh keragaman, baik dari suku, agama, maupun budaya. Untuk hidup damai dan berdampingan, tentu dibutuhkan toleransi satu sama lain.
Toleransi adalah perilaku terbuka dan menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama. Biasanya orang bertoleransi terhadap perbedaan kebudayaan dan agama. Namun, konsep toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan jenis kelamin, anak-anak dengan gangguan fisik maupun intelektual dan perbedaan lainnya.
Toleransi juga berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai kesamaan sikap dan Toleransi juga adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat.
Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya dalam melakukan peribadatan.
Marilah kita renungkan dan amati suasana kehidupan bermasyarakat di bangsa Indonesia. Terutama dilingkungan RT 04 bisa menjadikan contoh bertoleransi bagi masyarakat luas. Kita harus merasa bangga menjadi bagian di perumahan ini dan juga kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kita telah dikaruniai lingkungan yang baik, lingkungan yang kondusif, lingkungan yang ramah. Dan kompak serta bisa bekerjasama dengan seluruh anggota masyarakat demi kemajuan RT 04 dan kemajyan RW IV.
Kita tidak ingin menjadj masyarakat yang apatis atau egois.Toleransi antar umat beragama bila kita bina dengan baik akan dapat menumbuhkan sikap hormat menghormati antar pemeluk agama sehingga tercipta suasana yang tenang, damai dan tenteram dalam kehidupan beragama termasuk dalam melaksanakan ibadat sesuai dengan agama dan keyakinannya melalui toleransi diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu akan terbina kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.
Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama dapat kita lihat seperti:
· Ikut menjaga kebersihan,
· Memperbaiki tempat-tempat umum,
· Membantu orang yang kena musibah,
· Membantu kemajuan lingkungan,yang sudah berjalan sbg contoh adalah donasi utk kemajuan RT dan RW
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita wujudkan dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dan tidak menyinggung keyakinan agama masing-masing. Kita sebagai umat beragama berkewajiban menahan diri untuk tidak menyinggung perasaan umat beragama yang lain. Hidup rukun dan bertoleransi tidak berarti bahwa agama yang satu dan agama yang lainnya dicampuradukkan.
Jadi sekali lagi melalui toleransi ini diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu, akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan damai. Dalam kehidupan sehari-hari Tetapi jika kita tidak melakukannya berarti kita tidak toleran dan tidak saling menghargai. Sikap seperti itu harus dijauhi.
Dalam Kehidupan di Masyarakat
Toleransi kehidupan bermasyarakat. antara lain, yaitu:
a. Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk agama.
b. Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan.
Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar tidak terjadi perceraian antar masyarakat.
a. Merasa senasib sepenanggungan.
b. Menciptakan persatuan dan kesatuan, dalam lingkungan sekitar
c. Menghindari Terjadinya Perpecahan
d. Memperkokoh Silaturahmi dan Menerima Perbedaan
Demikian yang dapat kita petik bersama. Semoga masyarakat di RT 04 RW IV Perumahan Kudus Permai tetap bersatu dan kompak dalam bermasyarakat.