Perumahan Kudus Permai, secara administratif termasuk dalam wilayah RW IV Desa Garung Lor, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus. Melihat fenomena dalam beberapa pekan terakhir dalam berita televisi. Kita dihadapkan pada kenyataan bahwa, sudah mulai lunturnya rasa kebersamaan dalam bermasyarakat. Dalam lingkup yang lebih kecil, sebagai contoh Perumahan Kudus Permai. Kurang lebih dengan jumlah penduduk 1.100 warga. Yang sebagian besar adalah pendatang. Dari sekian jumlah tsb sebagian besar adalah suku jawa(65%), cina 15%, sunda 10% dan sisanya 10% suku lainnya(papua,maluku,madura). Dan berdasarkan agama kisaran 70% islam, 15% kristen, 10% katholik dan 5% agama lainnya(budha dan aliran kepercayaan).
Dengan melihat kondisi tsb, dalam lingkungan perumahan tidak ada friksi yg menonjol. Kita sebagai warga merasa dari perantauan merasa saling membutuhkan. Sehingga perbedaan dalam lingkungan perumahan Kudus Permai adalah berkah. Dari Berbicara soal kebhinekaan, seperti yang kita tahu, bahwa kebhinekaan merupakan keberagaman, perbedaan, kemajemukan, dalam suatu hal yang kita maknai.
Kebhinekaan pastinya tidak akan terlepas dari cerminan bangsa Indonesia, baik perbedaan budayanya, keberagaman sukunya, begitu-pun agama yang dianut masyarakatnya. Begitu juga dengan kehidupan masarakat di Perumahan Kudus Permai. Perbedaan yang ada tidak jadi kendala.
Perbedaan yang akhirnya menghasilkan suatu nilai bagi kebhinekaan itu sendiri, suatu kebhinekaan juga dapat menjadikan kita memahami satu-sama lain yang pada akhirnya tercipta suatu keselarasan dalam berkehidupan, bersosial, dan berinteraksi, tergantung dari segi mana kita memaknai kebhinekaan itu sendiri.
Tidak terlepas dari kondisi keberagaman, roda penggerak yang selalu bergerak dinamis, kadang bisa dimaknai dengan baik, kadang justru dimaknai sebaliknya. Maka dari itu bagaimana peran tersebut dimainkan, sejauh mana bisa mengambil suatu keputusan, sikap, atau langkah yang pada akhirnya bisa kembali menyeimbangkan kebhinekaan tersebut untuk kembali selaras dan tercipta suatu sinergi yang positif.
Berbicara soal kebhinekaan pastinya juga tidak terlepas kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat dalam bertetangga, lingkungan kerja, lingkungan sekolah, dan lain sebagainya. Pastinya dari perbedaan lingkungan tersebut, tercipta pula perbedaan dalam menyikapi perbedaan tersebut, ada yang menyikapi dengan baik kebhinekaan tersebut, ada yang justru malah sebaliknya. Dari pola pemikiran yang ada dalam lingkungan yang telah kita dapatkan, misalnya, lingkungan bertetangga dengan lingkungan sekolah mempunyai perbedaan dalam menyikapi kebhinekaan, bisa dikatakan lingkungan sekolah memiliki pengingat dan ranah lingkungan yang baik dalam memaknai kebhinekaan tersebut, dibanding halnya dengan lingkungan masyarakat luas yang pada umumnya sudah tidak lagi memiliki wadah bagi sebuah makna kebhinekaan tersebut.
Begitu-pun juga di dalam lingkungan kemasyarakatan, terutama di Perumahan Kudus Permai yang termasuk ke dalam lingkungan penduduk perumahan. Tentu berbicara soal adanya kebhinekaan disini, pada akhirnya akan tercipta suatu keselarasan satu-sama lain yang lebih dominan kearah yang menguntungkan dan saling membutuhkan satu-sama lain demi adanya suatu kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan kemasyarakatan tersebut. Karena memiliki kesadaran akan adanya perbedaan dan kekurangan, pola pemikiran yang terbangun di dalam lingkungan perumahan tersebut tercipta suatu toleransi yang tinggi karena diimbanginya juga pola pikir yang jauh lebih baik, apakah memang demikian ? tergantung juga seberapa baik dan matangnya pemikiran orang tersebut soal toleransi kebhinekaan. Lalu bagaimana seharusnya kita memaknai dengan baik kebhinekaan tersebut, terutama umumnya di dalam lingkungan Perumahan Kudus Permai.
Seperti yang kita ketahui juga bahwa di Perumahan Kudus Permai terdiri dari beberapa macam suku seperti : Jawa, Cina, Sunda, Madura dan suku lainnya yang juga terbagi lagi kedalam beberapa agama dan keyakinan. Tentu dari situ, sebenarnya Perumahan Kudus Permai sudah bisa menggambarkan sebuah lingkungan perumahan yang memiliki keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, ditambah dengan perbedaan budayanya, suku, dan agama yang setiap individu di linglungan tersebut yang dimiliki dan dianut. Dari ketiga faktor yang disebut, terkadang perbedaan agama menjadi suatu hal yang agak sedikit sensitif jika kita bahas, dibandingkan dengan perbedaan suku dan budaya. Faktor agama bisa sangat berdampak pada suatu perpecahan jika kita tidak menjaga dan mengambil sikap dengan baik. bisa dikatakan bahwa faktor agama ini sangat vital bagi suatu kebhinekaan di dalam lingkungan bermasyarakat, terutama lingkungan masyarakat perumahan.
Tapi justru karena adanya kebhinekaan itulah juga yang menjadikannya indah dan terasa hidup, seperti halnya yang tercermin dalam kehidupan, karena adanya perbedaan, ada yang miskin-kaya, tua-muda, yang pada akhirnya menciptakan suatu kehidupan yang benar-benar hidup karena kebhinekaan itu sendiri.
Kebhinekaan juga seharusnya dibarengi dengan suatu nilai toleransi yang tinggi karena itu sangat penting untuk terciptanya keselarasan, tidak lupa juga dibarengi dengan etika dan moral yang baik dalam berkehidupan bermasyarakat, yang pada akhirnya akan tercipta suatu cerminan lingkungan yang baik. Jika nilai-nilai tersebut bisa kita jaga, khususnya oleh peran-peran dari warga, dan kemudian nilai-nilai tersebut terbiasa dan mendarah daging dalam diri individu tersebut hingga akhirnya individu tersebut diterapkan secara langsung di masyarakat, nilai-nilai tersebut kemudian ia bawa dan tularkan di dalam masyarakat yang lebih luas lagi. Suatu hal yang kecil pada akhirnya akan berdampak besar untuk memperbaiki nilai-nilai yang kurang baik didalam masyarakat dewasa ini, terutama kaitannya yang berhubungan dengan kebhinekaan.
Jika masyarakat di lingkungan perumahan ini bisa kemudian menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi kebhinekaan, tentunya akan tercipta suatu hubungan masyarakat yang lebih teratur dan selaras, menciptakan hubungan yang baik, dan menguntungkan satu-sama lain untuk tujuan kepentingan bersama. Untuk mencapai itu semua, tentunya disini-lah bagian dari peran mahasiswa sebagai agen perubahan untuk masyarakat di masa yang akan datang.
Juga dibarengi dengan lingkungan yang baik dan mendukung, akan semakin mengarahkan dengan baik tentunya hal-hal yang diharapkan tersebut, pada akhirnya hal tersebut terwujud dan bukan lagi hanya sebuah angan-angan, tapi benar-benar dapat kita rasakan.
Dilihat dari hal tsb, perumahan kita bisa dijadikan miniatur kebhinekaan di Kota Kudus. Beragamnya budaya yang ada, tetap bersatu, damai dan saling berkesinambungan. Sesuai dengan slogan perumahan yaitu BISA BAIK. Benar-benar baik untuk lingkungan, masyarakat secara luas.
Terinspirasi dari Gelar Kebhinekaan Untuk NKRI
Kudus Permai Berbeda Suku Tetap Maju dan Bersatu